Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 06:13 WIB | Sabtu, 08 Maret 2014

Menghargai Hukum Alam

Ada proses dalam seketul roti (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat. 4:4). Demikianlah jawaban Yesus ketika Iblis menggodanya untuk mengubah batu menjadi roti. Dasar dari cobaan itu adalah kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Sejatinya, cobaan itu merupakan keinginan untuk bebas dari hukum alam. Padahal, ada proses alamiah dalam seketul roti. Roti tidak datang secara tiba-tiba. Bahan dasar roti adalah gandum. Gandum pun tidak datang dengan sendirinya. Ada proses mulai dari tanam hingga panen. Ini pun butuh waktu yang tidak pendek. Dan bulir-bulir gandum itu perlu digiling, diolah, diberi ragi, dan setelah berapa lama barulah menjadi adonan roti. Sudah siap dimakan? Tentu belum. Adonan itu harus dimasak, entah dibakar, entah digoreng, entah dikukus. Setelah melewati semua itu, barulah muncul roti siap saji.

Menarik dicermati, Yesus tidak merasa perlu membebaskan diri dari hukum alam. Yesus tidak merasa perlu melanggar hukum alam. Terlebih jika semua itu hanya untuk memuaskan ego. Memang pernah, Guru dari Nazaret itu membuat mukjizat penggandaan roti sewaktu memberi makan 5.000 dan 4.000 orang. Tetapi, mukjizat itu tidak dilakukan setiap hari. Dan itu pun untuk kepentingan orang lain, dan bukan memuaskan ego-Nya sendiri.

Dengan kata lain, Yesus masih menghargai hukum alam. Allah yang menjadi manusia itu ternyata membiarkan diri-Nya terikat oleh hukum alam. Dia tidak merasa perlu bebas dari hukum alam. Mengapa?

Pertama, Yesus memahami panggilan-Nya selaku manusia sejati. Manusia sejati tentulah terikat oleh hukum alam. Yesus merasa perlu mengikatkan diri pada hukum alam. Dia menghargai proses.

Kedua, Yesus tidak ingin memuaskan ego-Nya. Dia lapar. Tetapi, Yesus tidak ingin menghilangkan rasa lapar itu dengan melanggar panggilan-Nya sebagai manusia sejati.

Ketiga, Yesus pastilah menghargai para pengusaha roti. Bisa bangkrut mereka semua jika Yesus menggunakan kemampuan-Nya itu saat Dia lapar. Lebih parah lagi, jika Yesus merasa perlu menggunakan mukjizat-Nya memberi makan bagi orang sekota setiap hari.

Dan yang penting: manusia memang tak hidup hanya dari roti saja!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home