Loading...
INSPIRASI
Penulis: Gladys Sigarlaki 03:45 WIB | Rabu, 02 September 2015

Menyikapi Kesedihan

Larut dalam kesedihan hanya akan menghancurkan hidup kita.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM –”Inside  Out” merupakan film yang menceritakan 5 tokoh yang menjalankan pikiran Riley, seorang anak yang berasal dari Minessota. Kelima tokoh tersebut adalah Joy (Kebahagiaan), Anger (Kemarahan), Disgust (Rasa Jijik), Fear (Rasa Takut), dan Sadness (Kesedihan). Kelima tokoh ini bertugas memunculkan perasaan sesuai dengan karakter yang dibawakannya.

Dalam film tersebut Sadness merupakan tokoh yang dianggap tidak memiliki fungsi sama sekali karena dianggap hanya membawa rasa sedih bagi Sang Anak. Bagi mereka, kesedihan merupakan tabu.

Hal ini terlihat ketika Riley hendak memasuki hari pertama sekolahnya di San Fransisco. Joy—sebagai ketua tim kecil tersebut—membagi tugas kepada Anger, Disgust, dan Fear dalam menjaga momen indah hari pertama Riley di sekolah. Saat itu, Joy malah mengurung Sadness dalam lingkaran kecil yang dibuatnya—karena takut Sadness merusak momen indah tersebut.

Kesedihan sering dianggap hal buruk dalam kehidupan. Manusia cenderung takut menghadapinya. Namun, kesedihan ternyata sering menjadi awal baru bagi sebuah babak kehidupan yang lebih indah dan baik. Seseorang yang sangat sedih akan kesalahannya biasanya akan mengalami pertobatan sejati. Begitu juga, seseorang yang begitu sedih akan kegagalannya dapat menjadikan kesedihannya sebagai motivasi untuk berusaha meraih lebih baik—kesedihan menjadi pengingat akan kegagalan yang tidak ingin terulang lagi.

Kesedihan juga dapat memunculkan perhatiaan dari sekitar. Dalam konteks ini, kesedihan dapat menjadi saringan bagi sebuah relasi—sebagaimana peribahasa:  ”Sahabat sejati bersama kita kala kesedihan melanda.” Ya, kita tetap tidak bisa memungkiri bahwa kesedihaan bukanlah hal yang patut kita nantikan seperti kebahagiaan. Namun dalam kehidupan ini, kesedihan tetap tidak akan bisa kita hindari. Karena itu, kita perlu menjadikannya sebagai alat untuk bangkit bagi sebuah awal yang lebih baik. Larut dalam kesedihan hanya akan menghancurkan hidup kita.

Pada akhir film ”Inside Out”, Joy akhirnya menyadari bahwa Sadness memiliki manfaat besar. Dia pun bekerja sama dengan Sadness untuk menciptakan pengalaman-pengalaman—setelah terjadi perpaduan antara kebahagiaan dan kesedihaan—yang lebih indah. Bagaimana dengan Anda?

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home