Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:27 WIB | Senin, 16 November 2015

Mesir Bantah Warganya Tersangka Teroris di Paris

Walid Abdel-Razzak. (Foto: dari Al Ahram)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Duta Besar Mesir untuk Prancis, Ihab Badawi, mengatakan bahwa paspor Mesir yang ditemukan di lokasi serangan teroris di Paris, Prancis adalah milik warga negara Mesir bernama Walid Abdel-Razzak.

Paspor itu ditemukan setelah dua serangan bunuh diri dan satu bom di dekat Stade de France, Paris. Dan Abdel-Razzak dilaporkan menderita luka parah.

Dubes Mesir, seperti diberitakan situs negara itu, Al Ahram, mengatakan bahwa tidak benar bertita yang menyebutkan Abdel-Razzak sebagai tersangka pemboman. "Tidak ada tuduhan terhadap Abdel-Razzak," kata Badawi dalam percakapan telefon dengan harian Hona Al-Asema.

Sementara itu, ketua masyarakat Mesir di Prancis, Salah Farhoud, mengumumkan dalam wawancara televisi lain bahwa paspor Mesir yang ditemukan oleh polisi Prancis adalah milik "penggemar sepak bola bernama Walid Abdel-Razzak".

Abdel-Razzak, 27 tahun, tiba di Paris dua pekan lalu bersama ibu dan adiknya yang menderita kanker dan dalam perawatan medis. Hal yang sama diungkapkan saudaranya, Wael, kepada surat kabar Aswat Masriya.

Serangan bom terjadi ketika Abdel-Razzak dalam antrean untuk membeli tiket pertandingan sepak bola di Stade de France, salah satu dari enam sasaran serangan terkoordinasi  kelompok teroris pada hari Jumat malam pekan lalu.

"Kami belum melihat dia sampai sekarang karena kondisi kritis," kata Wael. "Dia masih di ruang operasi."

Badawi juga mengatakan bahwa kondisi medis Abdel-Razzak kritis, dan dia beberapa kali menjalani operasi.

Pada hari Jumat (13/11), tujuh orang kelompok teroris melancarkan serangan ber senjata di kafe di Paris, dan bom bunuh diri meledak dekat stadion nasional Prancis. Mereka membunuh sandera di dalam tempat konser selama pertunjukan band rock asal Amerika dalam serangan di jantung City of Light.

Rangkaian serangan itu membunuh sedikitnya 129 orang, 352 luka-luka dengan 80 dalam kondisi kritis.

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan online berbahasa Arab dan Prancis disebarkan para pendukung teroris.

Serangan itu telah mendorong penjagaan secara ketat perbatasan Prancis, sebagaimana diumumkan Presiden Prancis, Francois Hollande, tentang keadaan darurat dan pemeriksaan perbatasan. Jerman juga meningkatkan pemeriksaan di perbatasan negara itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home