Loading...
BUDAYA
Penulis: Sabar Subekti 15:15 WIB | Kamis, 26 Maret 2015

Meski Dikritik, Film tentang Muhammad Terus Berjalan

Meski Dikritik, Film tentang Muhammad Terus Berjalan
Sutradara film asal Iran, Majid Majidi, yang menggarap film ''Muhammad: Messenger of God''. (Foto: dari The Guardian)
Meski Dikritik, Film tentang Muhammad Terus Berjalan
Majid Majidi di tengah pengambilan gambar tentang film yang menelan sekitar US$ 30 juta. (Foto: dari timeofisrael.com)
Meski Dikritik, Film tentang Muhammad Terus Berjalan
salah satu adegan dalam film ''Muhammad: Messenger of God''. (Foto dari islamicinvitationturkey.com)

Baca Juga: Al-Azhar Mesir Minta Iran Larang Pembuatan Film Muhammad

SATUHARAPAN.COM – Meskipun mendapat protes dan kritik dari kalangan ulama Muslim, pembuatan film tentang Nabi Muhammad terus dilangsungkan di Iran, dan mendapatkan dukungan dari pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei.

Untuk pembuatan film itu pun di buat replika Makkah di lokasi pengambilan gambar yang dibangun dengan biaya jutaan dolar. Ini adalah upaya sebuah perusahaan film Iran untuk menyajikan dunia tentang kehidupan Nabi Muhammad, meskipun di dunia Islam menggambarkan nabi ditabukan dan mereka menentangnya.

Menurut laporan situs berita Al Arabiya, mengutip kantor berita Associated Press, film itu akan dirilis dalam tiga bahasa, Arab, Persia dan Inggris, dan dalam bahasa Inggris berjudul "Muhammad: Messenger of God’’.

Film itu disebutkan akan mengingatkan kemegahan dan biaya yang besar seperti pada film karya Cecil B. DeMille, yang menampilkan gambaran tentang tempat dengan gang-gang sempit dan replika Ka'bah di lokasi shooting di desa terpencil, Allahyar.

Dalam film itu hanya ditunjukkan bagian belakang dari Nabi Muhammad sebagai seorang anak sebelum dia dipanggil oleh Allah. Ini akan menjadi film paling mahal dalam sejarah Iran. Namun sudah mendapatkan kritik, bahkan sebelum dirilis, yang mempertanyakan tentang menyaksikan kisah Al-Quran dalam layar lebar.

"Bagaimana kita harus memperkenalkan nabi kita?" tanya Majid Majidi, sutradara film itu. "Banyak pesan disampaikan kepada dunia melalui bioskop dan gambar."

Box Office

Dalam sejarah perfilman di Amerika Serikat, film yang berdasar isi Alkitab sering menarik minat banyak penonton dan menjadi box office. Cerita Alkitab telah mengilhami puluhan film sejak tahun 1920-an hingga blockbuster terbaru seperti film "Noah" yang dibintangi Russell Crowe, dan epik Alkitab oleh Ridley Scott "Exodus: Gods and Kings."

Tapi dalam Islam, menggambarkan Nabi Muhammad telah lama dilarang. Islam kaya dengan deskripsi tertulis tentang Nabi Mohammad, dan  menggambarkan dia sebagai manusia yang ideal. Tapi umumnya ulama sepakat bahwa menggambarkan yang ideal itu adalah terlarang. Serangan teror terhadap majalah satir Paris, Charlie Hebdo, yang membunuh 12 orang pada bulan Januari, menunjukkan orang bersenjata itu menargetkan pembuat karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Disebutkan bahwa Islam Sunni yang merupakan mayoritas dalam Islam, banyak yang menolak setiap penggambaran terhadap Muhammad, kerabat dekat atau sahabat. Namun tidak demikian dengan Islam Syiah.

Di Iran, tempat kekuatan utama Muslim Syiah, banyak poster, spanduk, perhiasan dan bahkan gantungan kunci yang menampilkan gambar Nabi Muhammad,  dan putra mertuanya, Ali yang dihormati oleh Syiah dan dianggap sebagai penerus sah Nabi. Almarhum Ayatollah Ruhollah Khomenei, pemimpin Revolusi Islam Iran 1979 dan kemudian menjadi pemimpin tertinggi negara itu, kabarnya juga menyimpan gambar yang mirip dengan Nabi Mohammad muda di kamarnya selama bertahun-tahun.

Para Ahli

Dalam film sepanjang 190 menit itu, cerita berfokus pada masa kanak-kanak Muhammad, dan tidak pernah ditampilkan wajahnya. Film ini juga menampilkan aktor Iran, Ali Reza Shoja Nouri, yang memerankan tokoh kakek nabi, Abdul Muthalib.

"Itu peran yang sangat berat," kata Nouri  kepada Associated Press. "Saya tidak bisa mengungkapkan perasaan saya tentang hal itu."

Untuk ambisinya itu, Majidi mempekerjakan sejumlah ahli dalam film. Di antara mereka adalah pemenang Academy Award bidang pengawasan dan pembuatan visual efek, Scott E. Anderson. Juga sutradara fotografi pemenang Oscar tiga kali asal Italia, Vittorio Storaro, serta produser musik Allah-Rakha Rahman yang memenangi dua Academy Awards untuk karyanya pada film dari India, "Slumdog Millionaire."

Dengan membuat film berkualitas tinggi, Majidi mengatakan akan memberikan dunia sebuah kesan yang tepat tentang Nabi Muhammad. Dia menyalahkan ekstremis Islam dan Barat yang menodai citra dari pilar iman bagi 1,5 miliar orang di seluruh dunia.

"Bagi umat Islam, Nabi Muhammad adalah rahmat bagi dunia dan akhirat," katanya.

Kritikan

Namun demikian, film ini sudah mendapatkan kritik bahkan sebelum dirilis secara luas, terutama dari negara-negara Arab yang mayoritas berpenduduk Islam Sunni. Pada bulan Februari, Al-Azhar Mesir, salah satu lembaga Islam Sunni yang disegai, meminta Iran untuk melarang film itu yang disebutkan sebagai merendahkan kesucian utusan Tuhan.

Sementara itu, kerajaan Qatar yang mayoritas pendudukknya Sunni  telah mengumumkan rencana untuk  film senilai US$ 1 miliar tentang kisah epik  dari kehidupan Nabi. Dan Majidi mengatakan bahwa dia siap untuk bekerja sama dengan negara Islam mana pun yang berencana membuat film tentang Nabi Muhammad.

"Kami siap bekerja sama untuk menghasilkan film untuk memperkenalkan Mohammad kepada dunia," kata Majidi. "Kami adalah negara Islam, kita tahu budaya yang terkait dan kami memiliki kemampuan untuk produksi film tersebut."

Sejauh ini, film ini tampaknya mendapat dukungan dari Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran saat ini, yang menghadiri acara dimulainya pengambilan gambar pada tahun 2012.

Kritikus film Iran umumnya memuji film ini, seperti Mostafa Seyedabadi, yang menyatakan bahwa warna dan pencahayaannya "menakjubkan," Namun, kritikus Masoud Farasati mengritik beberapa pengambilan gambar, seperti pandangan dalam sudut rendah Nabi Muhammad sebagai remaja terhadap garis cakrawala, yang disebutnya sebagai tiruan "Hollywood".

Film US$ 30 Juta

Produsen film ini berencana untuk merilis film ini dalam bahasa Arab, Persia dan Inggris, dengan pertunjukan di Iran dan luar negeri pada musim panas mendatang. Pengambilan gambar dilakukan dalam setahun, sementara pasca produksi dilakukan di Jerman membutuhkan waktu dua tahun.  Produser menyebutkan film ini menampilkan dua sekuel, satu berfokus pada kehidupan Nabi Muhammad dari masa remajanya hingga berusia 40 tahun, dan kemudian kehidupan setelah 40 ketika dia menjadi nabi.

Mohammad Mahdi Heidarian, pemimpin Nourtaban, perusahaan swasta dalam industri film yang memproduksi film ini, mengatakan, pihaknya menghabiskan sekitar US$ 30 juta untuk membuat film itu. Namun dia menolak menyebutkan pihak yang menyediakan dukungan keuangan, meskipun ada investor kaya dan lembaga-lembaga keagamaan di Iran yang mungkin mendukung upaya tersebut.

Di masa lalu, film keagamaan juga diminati penomton di Iran. Pada tahun 1977, film epik berdasarkan Al Quran berjudul "The Message," yang dibintangi Anthony Quinn sebagai paman nabi, menarik penonton. Di Iran orang antre panjang untuk mendapatkan kursi di bioskop di Teheran untuk menyaksikan film itu.

Film lain yang cukup mendapatkan sambutan di Iran adalah produksi tahun 1956, flm karya DeMille, "The Ten Commandments," dengan Charlton Heston memainkan Nabi Musa yang membelah laut.

Apakah film karya Majidi tentang Nabi Muhammad ini akan mampu menarik penonton di negerinya sendiri? Bagaimanapun, itulah yang dijanjikan dengan pembuatan film tersebut.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home