Loading...
BUDAYA
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 18:15 WIB | Rabu, 08 Mei 2013

Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013

Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Pembukaan Pameran Seni Rupa Nusantara 2013 Selasa (7/5) di Galeri Nasional Indonesia, resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti (kiri) didampingi Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus “Andre” Sukmana (kanan) - (dok: foto-foto Ayu B. Lova)
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Tim Kurator Pameran Seni Nusantara 2013, Kuss Indarto (kiri) dan Asikin Hasan (kanan)
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Para peserta pameran
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Lukisan berjudul Berteriak Tanpa Suara, karya Wahyu Nugroho
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Lukisan berjudul Beauty Ailing, karya Ugy Sugiarto, salah satu lukisan yang banyak mendapat perhatian pengunjung. Ibu Wakil Menteri pun sampai terkagum-kagum melihatnya
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Lukisan berjudul Misteri Sebuah Senyuman, karya Imam Abdillah, juga merupakan lukisan yang banyak menarik perhatian pengunjung
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Foto berjudul No See, No Speak, No Hear, karya Sonia Prabowo
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
berjudul Sekat Dimensi, karya Iqi Qoror
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Boneka berjudul Forever Rich, karya WN Diaz Prabu
Meta Amuk di Pameran Seni Nusantara 2013
Patung berjudul Roosterman, karya Rd. Syarief Hidayat

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pameran Seni Nusantara 2013 yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia mengangkat tema berbau politis untuk pergelaran tahun ini, dalam rangka menyambut pemilihan umum tahun depan. Dengan tajuk kuratorial “Meta Amuk."

Tajuk Meta Amuk diharapkan menjadi gambaran bagi seniman untuk mengurai persoalan tentang dunia dan tradisi kritik, protes atau perlawanan sebagaimana yang melekat dalam budaya di Nusantara. Kata “meta” sendiri diambil dari bahasa Yunani, yang berarti melampaui. Sedangkan kata “amuk” diambil dari bahasa Melayu, yang berarti perilaku mengamuk dan mengarah pada kekerasan fisik. Jadi tema Meta Amuk tahun ini memberikan landasan bahwa karya-karya yang lahir lewat tema ini telah melampaui persoalan anarkisme dan persoalan fisik lainnya. Dan diharapkan karya-karya ini dapat menyampaikan setiap persoalan yang ada dimasyarakat, sehingga dapat dipahami dengan lebih baik dan disampaikan lewat cara yang lebih ramah.

“Kekerasan bukan cara yang baik ataupun cara satu-satunya, untuk melakukan sebuah kritik dan menyampaikan apa yang jadi keinginan kita,” kata Kurator Pameran Seni Rupa Nusantara 2013, Kuss Indarto. Hal ini disampaikannya untuk menanggapi pemilihan tema pameran tahun ini.

Panitia Pameran Seni Nusantara tahun ini, telah menyeleksi 800 karya dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan hasil sidang kurator Galeri Nasional Indonesia yang telah dilaksanakan pada tanggal 17-18 April 2013, terpilih 115 karya dari 25 propinsi di Indonesia. Karya-karya ini berupa lukisan, video art, fotografi, seni instalasi, patung, keramik, dan beberapa seni rupa lainnya.

Nama-nama seniman dan kelompok seniman yang ditampilkan pada Pameran ini dijaring melalui dua jalur pemilihan. Pertama, lewat jalur seleksi atas proposal yang diajukan. Kedua, lewat jalur undangan khusus. Di jalur undangan khusus ini tim Kurator yang terdiri dari Kuss Indarto dan Asikin Hasan, serta Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus “Andre” Sukmana menentukan pilihan. Undangan ini mempertimbangkan beberapa segi, seperti aspek pencapaian artistik-estetik seniman tertentu yang selama ini dianggap bergulat dengan tema yang disodorkan tim kurator tahun ini. Juga dengan pertimbangan aspek representatif, yang mengedepankan segi keterwakilan seniman dari propinsi-propinsi tertentu yang belum terwakili kehadiran senimannya. Sesuai dengan visi dan misi Galeri Nasional, menjadi rumah bagi sebanyak mungkin seniman di tanah air.

Pameran Seni Rupa Nusantara 2013, yang merupakan pameran ke-7 ini, telah resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, pada Selasa (7/5). Pameran ini akan berlangsung hingga tanggal 24 Mei 2013.

Pameran Seni Rupa Nusantara merupakan program kegiatan dua tahunan atau biennale yang digagas dan dilaksanakan oleh Galeri Nasional Indonesia. Sejak penyelenggaraan yang pertama tahun 2001, kegiatan ini ditujukan untuk lebih memperkenalkan, mewadahi dan memetakan potensi dan perkembangan seni rupa modern di berbagai wilayah nusantara, dengan berbagai eksistensi, kondisi dan keterbatasannya.

 

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home