Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 17:31 WIB | Rabu, 04 November 2015

Minyak Turun di Asia Tertekan Data AS dan Kekhawatiran Pasokan

Ilustrasi: Harga minyak dunia turun di perdagangan Asia, hari Rabu (4/11), karena investor mempertimbangkan data industri perminyakan Amerika Serikat yang menunjukkan penumpukan dalam stok minyak mentah dan berita bahwa pengiriman dari pelabuhan Libya dihentikan akibat ketegangan. (Foto: cityam.com)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak dunia turun di perdagangan Asia, hari Rabu (4/11), karena investor mempertimbangkan data industri perminyakan Amerika Serikat yang menunjukkan penumpukan dalam stok minyak mentah dan berita bahwa pengiriman dari pelabuhan Libya dihentikan akibat ketegangan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 15 sen menjadi 47,75 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent untuk Desember diperdagangkan 14 sen lebih rendah di 50,40 dolar AS per barel pada pukul 06.00 GMT.

American Petroleum Institute yang didanai industri perminyakan mengatakan persediaan minyak mentah AS naik 2,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 Oktober, menurut Bloomberg News.

Laporan industri muncul menjelang rilis data stok minyak mentah komersial dari Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu sore yang juga diperkirakan menunjukkan peningkatan.

Sebuah penumpukan dalam stok menunjukkan permintaan lebih lemah di konsumen minyak terbesar dunia itu dan negatif bagi harga.

Sementara itu penjaga fasilitas perminyakan Libya menghentikan pengiriman minyak mentah dari Pelabuhan Zueitina tanpa batas waktu karena meluasnya konflik antara rival pemerintah yang dilanda perselisihan, kata Bloomberg News.

Tanker-tanker yang akan memuat minyak mentah di pelabuhan harus mendaftar dengan National Oil Corp yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional di wilayah timur negara itu, Bloomberg mengutip juru bicara penjaga fasilitas perminyakan Ali al-Hasy.

"Pasokan masih cerita," Jonathan Barratt, kepala investasi di Ayers Alliance Securities di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg.

"Masalah geopolitik akan selalu menempatkan basis di bawah harga dan terdapat kisaran kuat untuk minyak."

Harga minyak telah turun lebih dari setengahnya dari puncak lebih dari 100 dolar AS per barel pada Juni tahun lalu.

Sebuah pelambatan ekonomi global yang dipimpin oleh konsumen energi terbesar dunia, Tiongkok, telah menyebabkan permintaan tidak sejalan dengan membanjirnya pasokan minyak mentah yang diperkirakan akan bertahan jauh hingga tahun depan. (AFP/Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home