Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 18:56 WIB | Rabu, 04 November 2015

BKPM: Investor Jepang di Batam Perluas Investasi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. (Foto: Dok. satuharapan.com)

BATAM, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan investor asal Jepang yaitu PT. Sumitomo Wiring Systems Batam Indonesia (SWSBI) yang ada di Batam akan memperluas investasi senilai USD 5 juta (Rp 67 miliar) dan diperkirakan akan menyerap 1.500 tenaga kerja.

Pernyataan tersebut sekaligus membantah beredarnya berita mengenai investor Jepang yang akan merelokasi usahanya dari Indonesia dan merupakan bukti bahwa Indonesia masih memiliki iklim investasi yang baik bagi investor asing.

“SWSBI akan melakukan ekspansi proyeknya, dengan rencana investasi sebesar USD 5 juta dan rencana penyerapan tenaga kerja 1.500 orang. Hal ini membuktikan bahwa Batam masih menjadi tujuan investasi memiliki daya tarik bagi investasi yang berorientasi ekspor,” kata dia dalam kunjungannya ke pabrik PT Sumitomo Wiring System di Batam pada hari Rabu, (4/11).

 “Jepang merupakan salah satu negara yang aktif dan berperan penting dalam upaya pemerintah untuk menarik minat investasi asing. Oleh karena itu, ketika mendapatkan informasi bahwa mereka akan hengkang, BKPM aktif melakukan klarifikasi.”

Menurutnya, niat SWBI melakukan ekspansi merupakan hal yang positif dan harus diapresiasi. Pihaknya juga mencatat keluhan-keluhan perusahaan di Batam terkait dengan maraknya demo buruh dan kondisi infrastruktur yang perlu diperbaiki.

SWSBI merupakan salah satu perusahaan PMA (penanam modal asing) yang telah ada selama 25 tahun dan bergerak di bidang usaha industri peralatan listrik dan produk yang dihasilkan adalah wire harness. Realisasi investasi perusahaan berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) Semester I Tahun 2015 tercatat sebesar USD 16 juta (Rp 201 milyar). Adapun tenaga kerja yang diserap hingga saat ini sebesar 1.500 orang.   

SWSBI berlokasi di Kawasan Industri Batamindo ini memiliki kapasitas produksi wire harness 260.000 set/tahun  yang seluruhnya (100 persen) ditujukan untuk pasar ekspor ke negara Thailand, Vietnam, dan R.R. Tiongkok, dengan nilai ekspor pada Semester I Tahun 2015 sebesar sekitar USD 383 juta (Rp 5,1 triliun).

Selain SWSBI, PT Vetco Gray Indonesia (VGI) yang berasal dari Amerika Serikat juga berencana untuk melakukan perluasan. Perusahaan berencana akan mengadakan proyek perluasan yang berlokasi di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Proyek perluasan rencananya  akan memproduksi Vertical Subsea Tree, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengksplorasi, mengebor, pengembangan  dan operasi sebuah lapangan minyak dan gas  yang berada di bawah permukaan air (laut), dapat digunakan di daerah yang dangkal (shallow) atau laut dalam (deepwater). 

Dalam periode Januari – September 2015 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 realisasi investasi di Batam mengalami peningkatan hampir dua kali lipat untuk total PMA dan PMDN sebesar Rp 4,7 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 99,6 persen dari Rp 2,3 triliun. Total realisasi investasi untuk sektor industri PMA dan PMDN di Batam sebesar Rp 2,63 triliun, yang merupakan 55,9 persen dari total realisasi investasi di Batam dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia untuk sektor industri sebesar 6.610 orang. 

Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) di Batam untuk periode Januari – September Tahun 2015 adalah Hongkong (Rp 13,5 miliar); Singapura (Rp 946 miliar); Jepang (Rp 676 miliar); Malaysia (Rp 135 miliar); dan Amerika Serikat (Rp 135 miliar). Berdasarkan data tersebut bahwa investasi yang berasal dari negara-negara Asia masih mendominasi investasi di Batam. (PR)

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home