Loading...
EKONOMI
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 06:34 WIB | Minggu, 19 Mei 2013

Miss Coffee International, Ajang Kelas Dunia Milik Indonesia

Miss Coffee International, Ajang Kelas Dunia Milik Indonesia
Miss Coffee International - World Contest (dok: Miss Coffee International)
Miss Coffee International, Ajang Kelas Dunia Milik Indonesia
dari kiri ke kanan - Ketua Harian Asosiasi Duta Indonesia (ADI), Lisa Ayodhia, Ketua Umum ADI, Kuntari Sapta Nirwandar, Ketua Penyelenggara Miss Coffee Indonesia, Karlina Damiri Chandra
Miss Coffee International, Ajang Kelas Dunia Milik Indonesia
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta Odang
Miss Coffee International, Ajang Kelas Dunia Milik Indonesia
Miss Coffee Indonesia 2012, Bianca Beatrice dan Miss Coffee Internasional 2012, Catherine Ramirez, asal Dominican Republik.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia akhirnya memiliki suatu ajang pemilihan Putri atau Miss tingkat internasional yang independen, tanpa intervensi negara lain. Ajang ini bernama Miss Coffee International – World Contest. Tahun 2013 merupakan tahun ke-2 penyelenggaraan Miss Coffee International.

Pemilihan Miss Coffee International 2013, rencananya akan dilaksanakan pada 16 – 26 Oktober 2013 di Daerah Istimewa Yogayakarta (DIY). Malam Final akan diselenggarakan di Theater Terbuka Ramayana, Candi Prambanan. Hal ini dikatakan oleh Ketua Harian Asosiasi Duta Indonesia (ADI), Lisa Ayodhia.

Penyelenggaraan Pemilihan Miss Coffee International ini didasarkan kecintaan ADI pada kopi, dan melihat besarnya potensi kopi Indonesia di kancah dunia. Mengingat Indonesia menempati posisi ke – 3 penghasil kopi terbesar didunia, sesudah Brasil dan Vietnam.

Sesuai dengan misi ADI yakni turut serta berperan aktif dalam mempromosikan hal-hal yang menjadi kebanggaan Indonesia, maka diselenggarakanlah Pemilihan Miss Coffee International ini. Diharapkan para Miss Coffee dari seluruh dunia ini dapat menjadi spoke person atau duta untuk memajukan dan mempromosikan kopi Indonesia. Disamping itu diharapkan mereka juga dapat mempromosikan Indonesia, sehingga dapat mendorong perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, sub-sektor kuliner Indonesia, khususnya kopi agar menjadi sebuah lifestyle. Sebagian hasil dari penyelenggaraan Miss Coffee ini akan disalurkan kepada petani kopi Indonesia, agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesehteraan mereka. Hal ini dikatakan Ketua Umum ADI, Kuntari Sapta Nirwandar, pada Jumat (17/5) di Royal Hotel Kuningan, Jakarta.

Mengenai pertanyaan apakah penyelenggaraan Miss Coffee International ini akan melibatkan negara lain sebagai tuan rumah, Lisa mengatakan masih belum berfikir kearah sana. “Yang punya kita, kalau kita yang menjadi tuan rumah maka kita yang akan mendapat perhatian, bukan negara lain,” tambah Lisa.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta Odang mengatakan, “Banyak negara dan orang hanya berkata, tapi tidak pernah menyentuh negara itu sendiri.” Hal ini dikatakannya sebagai bentuk dukungannya pada Penyelenggaraan Miss Coffee International yang rencananya selama beberapa waktu akan terus diadakan di Indonesia dalam upaya mempromosikan daerah-daerah di Indonesia.

“Kopi adalah kebutuhan seluruh orang didunia. Yang kita butuhkan sekarang menjawab, How to promote our country? How to sell our product? And How to get the market?” ini dikatakan Oesman sebagai bentuk komitmennya untuk turut menghapus ketergantungan Indonesia terhadap negara lain. Mengingat Indonesia sangat bergantung pada negara lain untuk komoditi impor yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Sebut saja beras dari Thailand, bawang putih dan jahe dari China, daging sapi dari Australia, dan sejumlah komoditi lain.

“Bila mau Indonesia maju, mulailah dari petani. Dan pikirkan cara bagaimana merebut pasar,” tutup Oesman. 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home