Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 17:09 WIB | Senin, 09 Februari 2015

Mumi Biksu Ditemukan di Mongolia, Diyakini Tengah Meditasi

Mumi seorang biksu budha ditemukan di Mongolia. (Foto dari The Siberian Times)

MONGOLIA, SATUHARAPAN.COM – Mumi seorang biksu berusia 200 tahun ditemukan di Mongolia, dan disebutkan mungkin di tidak mati, melainkan dalam "meditasi yang sangat dalam", seperti disebutkan seorang biksu Buddha.

Tubuh yang dalam keadaan terbungkus kulit binatang itu ditemukan pekan lalu di distrik Songinokhairkhan, dalam wilayah ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar.

Pemeriksaan forensik sedang dilakukan pada mumi itu, dan para peneliti percaya bahwa itu mumi dari seorang pria yang mungkin dulu sebagai Lama, atau guru agama Buddha Tibet.

Berbagai teori menduga berbagai hal tentang temuan mumi itu. Seorang ahli telah menyatakan bahwa biarawan itu mungkin dalam keadaan spiritual yang langka yang dikenal sebagai "tukdam", seperti dilaporkan The Independent.

Tukdam adalah istilah terhormat untuk praktik meditasi dan pengalaman spiritual yang sering digunakan untuk merujuk pada periode setelah kematian pada seorang guru besar, selama waktu mereka diserap dalam cahaya kemuliaan.

Ganhugiyn Purevbata, pendiri dan profesor pada Institut Seni Buddhis Mongolia di Universitas Buddhis Ulaanbaatar, mengatakan kepada The Siberian Times: "Lama itu duduk dalam posisi lotus (teratai) vajra, tangan kiri dibuka, dan tangan kanan melambangkan dari kotbah Sutra.

"Ini adalah tanda bahwa Lama itu tidak mati, tetapi dalam meditasi sangat mendalam sesuai dengan tradisi kuno Lama Buddha," kata dia.  Mumi itu dilaporkan telah diambil untuk pemeriksaan di Pusat Forensik nasional di Ulaanbataar (National Centre of Expertise Forensik), menurut The Telegraph.

Namun menurut sebuah harian di Mongolia disebutkan bahwa mumi biksu itu adalah seorang guru Lama Buddha di Buryat, Dashi-Dorzho Itigilov, yang meninggal pada tahun 1927 saat bermeditasi. Jenazahnya disimpan dalam peti mati yang penuh dengan garam dan dibiarkan sampai 2002 ketika dia kembali digali, 75 tahun setelah kematian Itigilov itu.

Seorang ahli mengatakan bahwa garam dalam peti mati mungkin telah memainkan peran dalam memperlambat kerusakan. Faktor lain kemungkinan termasuk  jenis tanah dan kondisi peti mati itu. "Beberapa proses rahasia dalam pembalseman" juga tidak bisa dikesampingkan dalam penelitian itu, seperti dilaporkan India Today.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home