Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 17:52 WIB | Rabu, 06 Juli 2016

Muslim AS Hadirkan Spirit Natal Rayakan Idulfitri di Rumah

Muslim AS Hadirkan Spirit Natal Rayakan Idulfitri di Rumah
Rumah Amina Hasan yang dihiasi pohon Natal kecil untuk Idulfitri (Foto:dallasnews.com)
Muslim AS Hadirkan Spirit Natal Rayakan Idulfitri di Rumah
Amina Hassan (Foto: akun twitter @HassAmina)

IRVING, SATUHARAPAN.COM - Sebagai seorang perempuan Muslim yang tumbuh dan besar di Amerika Serikat, Amina Hassan menyenangi semua hari-hari besar keagamaan di sana, khususnya Natal. Ia tahu lagu-lagu Natal dan banyak teman-temannya merayakannya.

"Dan saya menyukai bagaimana hal itu (Natal) menjadikan orang berkumpul bersama-sama, menyediakan waktu bagi keluarga, dalam kehangatan malam oleh kembang api, foto-foto lucu bersama keluarga, sweater Natal yang aneh, film klasik di televisi dan lilin. Saya menyukai semuanya," tulis Amina Hassan, seorang profesional di bidang pemasaran itu, dalam sebuah kolom yang ia tulis di  The Dallas Morning News, hari ini (6/7).

Sebagai Muslim dia akui dirinya tidak merayakan Natal. Namun, ia mengatakan menghormatinya dan menghargainya. "Dan saya ingin  semangat kegembiraan dan keindahan Natal entah dengan cara apa, dapat masuk ke tradisi rumah tangga dan keluarga saya, bahkan juga kepada hari raya besar dalam Islam, yaitu Idulfitri," kata dia.

"Itulah mengapa saya memasang dekorasi Natal untuk Idulfitri," tulis dia.

Maka pekan ini, ketika umat Islam merayakan Idulfitri yang jatuh pada akhir Ramadan,  ia membuat dekorasi mirip Natal di rumahnya.

Ia tahu bahwa Idulfitri adalah waktu untuk bersama-sama dengan keluarga dan teman. Namun, diakuinya, hal itu tidak semegah Natal. Tidak ada kejutan.

"Kami biasanya pergi ke masjid untuk salat Idulfitri, pergi keluar makan siang dan mengunjungi keluarga dan teman-teman. Dalam keluarga saya, kami selalu bertukar hadiah dan saling mengucapkan salam Idulfitri. Anak-anak biasanya menerima uang atau permen. Idulfitri selalu menyenangkan, waktu yang menarik, tetapi orang tidak terlalu banyak mendekorasi rumah atau memilih hadiah khusus," tulis dia.

Sebagaimana lazimnya di Amerika Utara, kata Amina Hassan, tidak ada libur tambahan untuk Idulfitri. Juga tidak ada acara-acara khusus di pertokoan menyambut Idulfitri untuk membeli kebutuhan khusus untuk hari raya itu.

"Kami biasanya mengambil hari libur kerja atau sekolah dan menemukan cara yang sedikit licik untuk dapat melakukan perayaan.  Dan beberapa Muslim mengikuti kebiasaan itu."

Itu sebabnya, ia menyadari pasti ada yang  merasa tersinggung dengan idenya menggunakan gambar atau simbol Kristen untuk merayakan Idulfitri. "Tapi saya, khususnya untuk  anak-anak saya sendiri,  tidak ingin mereka merasa seperti kehilangan sesuatu, misalnya perasaan bahwa Idulfitri tidak semenyenangkan Natal. Jadi saya memutuskan untuk membawa sedikit spirit Natal kepada perayaan Idulfitri."

"Saya merasa Idulfitri semestinya dapat lebih berkilau."

Beberapa tahun yang lalu ia mulai memasang semacam pohon Idulfitri di rumahnya. Ini adalah pohon Natal putih yang kecil, berhiaskan sejumlah ornamen.

"Saya membungkus hadiah dan meletakkannya di bawah pohon. Saya menghias ruang dalam dan luar rumah dengan lampu, dan saya yakin tetangga saya mengira saya gila. Saya juga mengisi kaus kaki dengan hadiah."
 
"Dan itu menakjubkan. Anak-anak saya menyukainya. Mereka menikmati dekorasi dan tata letaknya. Kami juga melakukan hitung mundur untuk Idulfitri, semacam kalender Adven untuk Idulfitri. Kami berbicara tentang apa artinya menjadi baik kepada orang lain dan bagaimana kita bisa menjalani bulan Ramadan dengan melakukan perbuatan baik, memberi untuk amal dan membantu orang lain. Karena itu adalah arti sebenarnya dari Idulfitri."

"Saya memulai tradisi ini kepada anak-anak saya. Saya ingin mereka menghargai dan mengapresiasi Idulfitri sebagai seorang Muslim. Saya ingin mereka menilai bahwa hari raya mereka sangat penting, suatu keputusan besar dan bahwa identitas serta tradisi mereka adalah sama kerennya dengan hari raya orang lain. Saya ingin mereka dapat membicarakan segala sesuatu yang menggembirakan tentang Idulfitri ketika mereka kembali ke sekolah. Saya ingin mereka merasa penting, dihargai dan dihormati."

"Dan di atas semua itu, saya senang mereka berbelanja untuk orang lain dan melihat sukacita di wajah mereka tatkala membuka hadiah-hadiah yang mereka peroleh."

"Suami saya yang malang biasanya mendapat hadiah yang sama setiap tahun: kemeja Ralph Lauren dengan warna yang berbeda. Kendati begitu, dia adalah pendukung yang luar biasa dan menginginkan pohon Natal yang lebih tinggi dan indah lagi untuk Idulfitri tahun depan."

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home