Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 16:43 WIB | Rabu, 18 Juni 2014

Nigeria: 21 Meninggal dalam Serangan Bom Ketika Menonton Piala Dunia

Pertandingan tim Brasil melawan Meksiko yang berakhir 0-0 yang tengah ditonton bersama ketika ledakan terjadi di Damaturu, Nigeria. (Foto: AFP)

NIGERIA, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya 21 orang meninggal akibat ledakan ketika mereka bersama-sama menonton pertandingan sepak bola Piala Dunia di Damaturu, Nigeria bagian utara, seperti dikatakan  sumber medis kepada AFP, hari  Rabu (18/6).

"Kami menerima 21 jenazah dan 27 korban luka dari ledakan itu,"  kata sumber di Rumah Sakit Spesialis Sani Abacha,  setelah terjadinya ledakan di daerah yang disebut Nayi-Nama  di wilayah itu pada Selasa (17/6) malam.

Penduduk lokal mengatakan bom yang meledak itu disembunyikan di sebuah becak bermotor di luar tempat itu, di mana kerumunan orang banyak  tengah menonton pertandingan antara tuan rumah Brasil melawan Meksiko melalui layar lebar.

Ledakan itu adalah kasus terbaru dalam serangkaian serangan di tempat-tempat di mana orang berkumpul melihat  pertandingan sepak bola di Nigeria. Kelompok Islamis Boko Haram disebut-sebut dipersalahkan dalam ledakan ini yang telah melancarkan pemberontakan bersenjata di wilayah utara negara itu sejak 2009.

Sepak bola adalah olah raga nasional Nigeria dan negara ini memiliki tim nasional  yang kuat sehingga masuk dalam Piala Dunia. Terjadinya ledakan baru-baru ini disebutkan menargetkan warga yang menjadi fans sepak bola di sana, terutama di wilayah timur laut negara bagian Adamawa dan wilayah tengah di mana banyak  tempat menonton pertandingan bersama dengan layar lebar dengan alasan keamanan.

Dalam masa pertandingan Piala Dunia, biasanya warga berkumpul dalam kerumunan besar untuk menonton pertandingan, termasuk  tim nasional mereka yang disebut  tim "Super Eagels". Namun banyak juga warga yang memilih untuk tinggal dan menonton di rumah untuk alasan keselamatan.

Wilayah Adamawa dan Yobe dengan ibu kota di Damaturu, dua wilayah yang menerapkan keadaan darurat sejak Mei tahun lalu untuk menekan kekerasan, dan  sejauh ini menunjukkan sedikit keberhasilan.

Sumber di rumah sakit yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak mempunyai otoritas bicara pada media, mengatakan bahwa tentara dan polisi membawa jenazah dan korban luka dari lokasi ledakan.

"Jenazah disimpan di kamar mayat sementara terluka menerima perawatan di unit gawat darurat, sebelum mereka dipindahkan ke bangsal," kata sumber itu.  "Para korban adalah laki-laki dan anak-anak. Mereka memiliki luka bakar, kerusakan jaringan dan patah tulang."

Tidak ada pernyataan dari polisi negara bagian Yobe atau lembaga bantuan darurat ketika dihubungi AFP.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home