Obama Kecam Politikus AS Tolak Pengungsi
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, mengecam politikus dan berbagai pihak di AS yang menolak kehadiran pengungsi asal Timur Tengah karena dikhawatirkan ada risiko keamanan yang ditimbulkan oleh pengungsi Suriah.
“Seruan untuk aturan yang berbeda antara imigran Kristen dan non-Kristen sebagai "ofensif dan bertentangan dengan nilai-nilai Amerika,” kata Barrack Obama di sela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT-APEC) di Manila, hari Rabu (18/11).
Dalam sebuah teguran yang sengit tidak seperti biasa, Obama menyerang para politisi Amerika yang telah menyerukan pembatasan imigran pascaserangan teror Paris.
Ia menyampaikan bahwa debat pemilu tentang migrasi hanya membantu kelompok bersenjata ISIS (Iraq Syria Islamic State).
“Saya tidak bisa memikirkan argumen mereka yang mengidentikkan pengungsi dengan ISIS,” kata Obama menggunakan akronim untuk grup itu.
Terduga ekstremis kelompok bersenjata ISIS menewaskan 129 orang dan melukai ratusan orang dalam serangan terkoordinasi di Paris Jumat (13/11) lalu.
Saran bahwa beberapa penyerang mungkin merupakan imigran telah menyebabkan komentar keras pada kampanye pemilu 2016 dari orang-orang seperti kandidat Partai Republik Senator Ted Cruz.
"Mereka telah memainkan ketakutan untuk mencetak poin politik atau untuk mendorong kampanye mereka dan itu tidak bertanggung jawab. Ini perlu berhenti karena dunia sedang menonton," kata Obama.
Sekitar setengah dari jumlah gubernur di 50 negara bagian AS telah mendesak Obama untuk menghentikan rencana menerima 10 ribu pengungsi Suriah pada tahun fiskal ini.
"Kita tidak mengatasi dengan baik ketika menanggapi serangan teroris kita menjadi ketakutan dan panik," kata Obama dalam tanggapannya.
"Kita tidak membuat keputusan yang baik jika hal ini didasarkan pada histeria atau risiko yang berlebihan. Mereka takut janda dan anak yatim datang ke Amerika Serikat."
Kepala Staf Gedung Putih Denis McDonough dan para pejabat tinggi pemerintah AS pada Rabu mendesak 34 gubernur negara bagian untuk menghindari langkah-langkah yang akan memblokir pengungsi Timur Tengah.
Pejabat memberi "penjelasan pada para gubernur tentang proses pemeriksaan keamanan yang ketat" selama hampir 90 menit.
Di Manila, Obama juga mencoba untuk menekankan bahwa pemeriksaan saat ini sangat ketat, dan akan menyingkirkan milisi.
“Berdasarkan hukum saat ini, di mana saja dibutuhkan rata-rata 18 sampai 24 bulan untuk memproses pengungsi yang datang ke Amerika Serikat,” kata dia.
“Mereka diperiksa secara ketat. Komunitas intelijen sepenuhnya memeriksa siapa mereka,” kata dia. (Ant/AFP).
Editor : Eben E. Siadari
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...