Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 17:46 WIB | Kamis, 13 April 2023

Oposisi Rusia, Alexei Navalny, Menderita Sakit Misterius, Kemungkinan Diracun

Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, melihat ke kamera saat berbicara dari penjara melalui tautan video, yang disediakan oleh Layanan Penjara Federal Rusia, selama sesi pengadilan di Petushki, wilayah Vladimir, sekitar 120 kilometer timur Moskow, Rusia, Senin, 17 Januari 2022. (Foto: dok. AP)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang paling menonjol, sedang bergulat dengan penyakit misterius di dalam penjara yang bisa menjadi semacam racun yang bekerja lambat, karena berat badannya turun delapan kilogram hanya dalam waktu dua pekan, kata juru bicaranya, Kira Yarmysh.

"Kami tidak mengecualikan bahwa saat ini Alexei Navalny perlahan diracuni, dibunuh perlahan sehingga kurang menarik perhatian," kata Yarmysh dalam sebuah posting di Twitter.

“Dia ditahan di sel hukuman dengan menderita sakit akut tanpa bantuan medis,” katanya.

Seorang mantan pengacara yang menjadi terkenal lebih dari satu dekade lalu dengan mencela elite Presiden Vladimir Putin dan menyuarakan tuduhan korupsi dalam skala besar, Navalny telah lama memperkirakan Rusia dapat menghadapi gejolak politik yang seismik.

Pada tahun 2020 dia selamat dari upaya nyata untuk meracuninya selama penerbangan di Siberia, dengan apa yang ditentukan oleh tes laboratorium Barat sebagai agen racun saraf. Rusia menyangkal bahwa negara berusaha membunuhnya.

Dia dirawat karena keracunan itu di Jerman tetapi secara sukarela kembali ke Rusia pada tahun 2021, di mana dia ditangkap pada saat kedatangan dan dipenjara dalam kasus penipuan yang dia sebut bermotivasi politik.

Yarmysh mengatakan bahwa karena penyakit misterius Navalny, layanan darurat dipanggil pada hari Jumat malam hingga Sabtu ke koloni hukuman IK-6 dengan keamanan maksimum di Melekhovo, sekitar 250 km (115 mil) timur Moskow, tempat Navalny ditahan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home