Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 11:24 WIB | Rabu, 02 November 2016

Panglima: TNI Garda Terdepan Menjaga Bhinneka Tunggal Ika

Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada acara Laporan Korps Kenaikan Pangkat 34 Perwira Tinggi TNI, bertempat di ruang hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (1/11) malam. (Foto: Puspen TNI)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – TNI, dalam menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI, harus berada di garda terdepan dalam mengelola dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika, untuk menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengemukakan hal itu dalam acara laporan korps kenaikan pangkat 34 perwira tinggi TNI, di ruang hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (1/11) malam.

Panglima mengatakan, TNI harus meneguhkan jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional, serta menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia.

Selain itu, kata Panglima, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama, antargolongan (SARA) dan tidak mentolerir gerakan-gerakan yang ingin memecah belah bangsa, mengadu domba, dengan provokasi dan politisasi SARA.

“TNI adalah tentara nasional yang berdiri tegak di atas semua golongan, mempersatukan suku, agama, dan ras, dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan,” kata dia.

Panglima TNI mengatakan, pada tahun 2017 mendatang pemerintah akan menyelenggarakan pilkada serentak di seluruh Indonesia. “Untuk menyukseskan kegiatan tersebut, saya perintahkan kepada seluruh prajurit TNI wajib mengedepankan netralitas dalam setiap tahapan proses pilkada di seluruh Indonesia,” kata dia.

“Kepada pemimpin maupun komandan satuan sampai level terbawah, agar menekankan setiap prajurit bawahannya untuk tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan politik praktis di mana pun berada dan bertugas.”

Terkait kenaikan pangkat perwira tinggi, kata Panglima, sebagai konsekuensi menyandang pangkat lebih tinggi, mutlak dituntut untuk lebih arif dalam bersikap, bijaksana dalam setiap mengambil keputusan, penuh dedikasi dan integritas diri sebagai perwira tinggi.

“Kesemuanya itu harus diperjuangkan dan konsisten untuk mencapainya, karena di kancah itulah seorang perwira tinggi akan diuji kualitas, integritas, dan kapabilitas perwiranya,” kata dia.

Karena itu, para perwira harus senantiasa menjaga reputasi. Di situ pangkat, jabatan dan kehormatan dipertaruhkan. “Sederhana saja kita berpikir, yakni melaksanakan setiap tugas dengan sebaik mungkin dan menjaga diri maupun kesatuan, untuk tidak terjerumus pada hal-hal negatif sekecil apa pun,” kata dia.

“Jalin koordinasi dan keterpaduan dengan semua komponen instansi terkait dan kepolisian dalam membantu kesulitan masyarakat di sekitar, khususnya pada kondisi dan situasi musim penghujan, yang cenderung menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor, sebagai implementasi dari delapan wajib TNI dalam rangka meningkatkan komunikasi sosial TNI dengan masyarakat.”

Perwira tinggi (pati) TNI yang naik pangkat tersebut terdiri atas 18 pati TNI AD yaitu Letjen TNI Yayat Sudrajat (Sesmenkopolhukam), Letjen TNI Nugroho Widyotomo, (Setjen Wantanas), Mayjen TNI Wuryanto (Kapuspen TNI), Mayjen TNI Madsuni (Danjen Kopassus), Mayjen TNI Arif Rahman (Gubernur Akmil), Mayjen TNI Heros Panduppai (Kabaintranas Kemhan), Mayjen TNI Nono Suharsono (Pa Sahli Tk III Bid Sosbudkum HAM dan Narkoba Panglima TNI).

Kemudian, Mayjen TNI Moch Fachruddin (Pa Sahli Tk III Bid Polkamnas Panglima TNI), Brigjen TNI Kosasih Aziz (Kasdisbintalad), Brigjen TNI Eka Wiharsa (Dansecapa AD), Brigjen TNI Dedy Kusmayadi (Kapusjaspermildas TNI), Brigjen TNI Hayunadi (Kapusdalops TNI), Brigjen TNI Djashar Djamil, (Kasdisjarahad), Brigjen TNI Edy Purnomo (Pa Sahli Tk II Kumham dan Narkoba Sahli Bid Sosbudkum HAM dan Narkoba Panglima TNI).

Selanjutnya, Brigjen TNI Edison Simanjuntak (Pa Sahli Tk II Ekku Sahli Bid Ekkudag Panglima TNI), Brigjen TNI Bramantyo Andi Susilo (Waasrena Kasad), Brigjen TNI Muhammad Nur Rahmad (Waaspam Kasad), dan Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa (Wadanjen Kopassus).

Kemudian enam pati dari TNI AL adalah Laksda TNI Djajeng Tirto Soedarsono (Sahli Bid Sosbud Setjen Wantanas), Laksma TNI Sinoeng Hardjanti (Anggota Kelompok Hakim Militer Utama Dilmiltama Mahkamah Agung), Laksma TNI drg RA Nora Lelyana (Pa Sahli Tk II Bid Jahpers Sahli Bid Jahpers Panglima TNI), Laksma TNI Sutarmono (Pati Sahli Kasal Bid Dokstraops), Laksma TNI Ismaya Trisnasetia (Pati Sahli Kasal Bid Ekojemen), dan Laksma TNI dr AVS Suhardiningsih (Pati Sahli Kasal Bid Sumda Hanneg).

Selanjutnya sepuluh pati dari TNI AU adalah Marsdya TNI Hadi Tjahjanto (Irjen Kemhan), Marsda TNI Syahrul E Lubis (Pati Sahli Tk III Bid Jahpers Panglima TNI), Marsda TNI Supriharsanto (TA Pengkaji Bid Ketahanan Nasional Lemhannas), Marsda TNI Minggit Tribowo (Danlanud SPO), Marsda TNI Irawan Nurhadi (Dirdiklat Kodiklatau), Marsda TNI Purwadi Asmaryanto (Pati Sahli Kasau Bid Iptek), Marsda TNI Bebas Irianto (Irbinsumda Itjenau), Marsda TNI Irwan Is Dunggio (Kadispotdirgaau), Marsda TNI Ahmad Sajili (Asdep Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan Kemenko Polhukam), dan Marsda TNI Ir R. Effendi, (Kadisfaskonau).

Hadir pada acara tersebut, di antaranya Kasad, Kasal, Wakasau, Kasum TNI, Irjen TNI, Koorsahli Panglima TNI, para Asisten Panglima TNI dan Kabalakpus TNI. (PR)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home