Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 16:59 WIB | Kamis, 15 Januari 2015

Panglima TNI: Tantangan TNI AU Kedepan Semakin Berat

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Moeldoko (tengah) berfoto bersama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna (kiri) dan mantan KSAU Marsekal TNI. B. Putu Dunia (kanan) usai upacara Serah Terima Jabatan KASAU di Taxi Way "Echo" Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (15/1). (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM - Panglima TNI, Jenderal Moeldoko melantik Marsekal Madya Agus Supriatna manjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), menggantikan Marsekal Ida B Putu Dunia. Pelantikan berlangsung di Landasan Udara, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (15/1).‎

Dalam sambutannya, Moeldoko berpesan, tantangan TNI AU kedepan semakin berat. Oleh karena itu TNI AU sentiasa harus berpegang pada tahapan rencana strategi (Renstra) pembangunan kekuatan, pembangunan kesejahteraan, dan pemeliharaan dan perbaikan alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

"TNI AU bagian dari sistem harus mengembangkan kemampuan, guna dapat lebih memberikan perhatian terhadap perkembangan lingkungan strategis serta pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan," kata dia.

Dia melanjutkan, tantangan TNI AU kedepan akan semakin besar. Terutama terkait perkembangan kompetisi kedaulatan wilayah udara dan akses ekonomi. Khususnya di kawasan laut Cina Selatan yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Pada sisi lain, lanjut Panglima, pemberlakuan kebijakan ASEA Open Sky Policy 2015, juga perlu mendapat perhatian tersendiri. Menurutnya, kebijakan itu diprediksi akan berimplikasi pada masalah keamanan dan kedaulatan yang harus disikapi serta dilengkapi oleh kemampuan TNI AU.

"Untuk itu, kiranya Indonesia perlu menempatkan dirgantara sebagai wahana penting dalam kehidupan nasionalnya. Aspek dirgantara harus menjadi kekuatan udara nasional yang handal," katanya.

Oleh karena itu, KSAU yang baru harus bisa lebih memahami dalam mengemban tugas menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah udara Indonesia. Pekerjaan ini tidak mudah, namun menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi TNI AU kedepannya. "Kita patut bersyukur atas dukungan pemerintah terhadap beberapa alutsista yang sudah hadir, maupun secara bertahap akan hadir yang mampu memperbesar kemampuan TNI AU," katanya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, menjelaskan serah terima jabatan KSAU dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Dalam acara itu dimeriahkan unjuk kebolehan dan atraksi ‎flight pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang melintas di atas Lanud Halim Perdanakususma, berada di bawah pimpinan Komandan Skadron Udara 3 Mayor Pnb Muhtadi Anjar Legowo. Yang bersangkutan berangkat langsung dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Madiun.

"Sementara untuk pesawat T-50i dibawah mission commander Letkol Pnb Marda Sarjono melaksanakan take off dari apron Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta," kata dia.

Sementara itu, sedikitnya 2.000 pasukan dari tujuh batalyon (Yon) yang dikerahkan, masing-masing adalah Yon Perwira Menengah (Pamen), Yon Perwira Pertama (Pama), Yon Gabungan (Taruna AAU, Wara dan Pomau), Yon Aircrew, Yon Paskhas, Yon Bintara/Tamtama (Ba/Ta) dan Yon PNS.

Untuk flypass, empat pesawat tempur F-16 dan enam pesawat T-50i bergabung dalam satu formasi dengan call sign foxtrot flight. Selama tiga menit mereka melakukan dua manuver, yaitu 'delta formation' dan 'arrowhead formation' dan aksi terakhir ditutup dengan atraksi boomburst.

Selain aksi pesawat F-16 dan T-50i, juga dimeriahkan flypass empat pesawat angkut C-130 Hercules, empat pesawat CN-295 dan empat Helikopter EC-120 Colibri. Kegiatan Sertijab dimeriahkan atraksi terjun payung para prajurit Korpaskhas yang diterjunkan dari pesawat C-130 Hercules. Bertindak sebagai Komandan Upacara (Dan Up) adalah Kolonel Pnb Joko Hadi yang sehari-hari berdinas di Koopsau I, Jakarta.

Pesawat tempur T-50i Golden Eagle tergolong baru masuk jajaran TNI AU, yaitu sejak pertengahan Februari 2014 lalu. Sebanyak 16 pesawat (satu skuadron) pesawat yang dibeli pemerintah Indonesia dari Korea Selatan datang dalam beberapa tahap pengiriman sejak tahun 2013.

Pesawat tempur T-50i Golden Eagle digunakan sebagai pengganti pesawat latih lanjut Hawk MK-53 Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Madiun dibawah Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II, Makassar. Pesawat ini selain digunakan sebagai tempur operasional juga sebagai Figther Lead in Trainer atau melatih calon penerbang tempur TNI Angkatan Udara.

Dalam urusan teknologi, pesawat T-50i Golden Eagle merupakan produk bersama Korea Selatan (KAI) dan Amerika Serikat (Locheed Martin) dan termasuk varian pesawat tempur generasi keempat (modern). Pesawat T-50i Golden Eagle ditenagai mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds dengan after burner. Bila dibutuhkan, maka kecepatan maksimal pesawat bisa mencapai 1,5 mach atau 1,5 kali kecepatan suara (1.600 km/jam).

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home