Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:05 WIB | Senin, 10 Juni 2024

Paramiliter RSF Sudan Bentrok dengan Tentara, Sedikitnya 100 Orang Tewas

Asap mengepul di kota Khartoum, Sudan selama pertempuran pada Juni 2023. (Foto: dok. AFP)

KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM-Sedikitnya 100 orang tewas, dan puluhan lainnya luka-luka setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter menyerang sebuah desa di Provinsi Gezira di Sudan pada hari Rabu (5/6), kata para pejabat.

Perempuan, anak-anak, dan orang tua termasuk di antara korban dalam serangan RSF di desa Wad al-Noura di Gezira, kata Mini Arko Minawi, gubernur provinsi Darfur, di X, sebelumnya Twitter.

Catherina Russell, Direktur Eksekutif UNICEF, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sedikitnya 35 anak tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Sebuah kelompok akar rumput yang dibentuk untuk melindungi warga di Wad Madani, ibu kota Gezira, hari Rabu malam mengatakan di media sosial bahwa pasukan paramiliter, yang telah memerangi tentara Sudan selama lebih dari setahun, menggunakan artileri berat untuk mengepung dan menyerang desa tersebut.

Komite Perlawanan Madani, yang pernah diancam dan diserang oleh RSF di masa lalu, menuduh paramiliter menjarah Wad al-Noura di tengah serangan yang dikatakan dimulai pada Rabu pagi.

RSF mengklaim pada bulan Desember bahwa mereka telah menguasai Wad Madani, sekitar 100 kilometer (60 mil) tenggara ibu kota Sudan, Khartoum, dan tempat perlindungan bagi ratusan ribu orang yang terpaksa mengungsi akibat pertempuran.

Komite perlawanan mengatakan RSF menyerbu desa tersebut, membuat warga, termasuk perempuan dan anak-anak, mengungsi ke wilayah lain di distrik al-Manaqil.

Pemerintah transisi Sudan dalam pernyataan di saluran Telegramnya mengutuk serangan tersebut dan menyerukan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban RSF.

“Ini adalah tindakan kriminal yang mencerminkan perilaku sistematis milisi (RSF) dalam menargetkan warga sipil, menjarah harta benda mereka, dan secara paksa mengusir mereka dari wilayah mereka,” kata kantor media Dewan Kedaulatan Transisi, yang dibentuk setelah penggulingan presiden lama Omar al-Bashir pada tahun 2019.

RSF menuduh pada X pada hari Rabu malam bahwa militer Sudan berencana menyerang pasukannya di Jabal al-Awliya, di sebelah barat distrik al-Manaqil, dengan memobilisasi angkatan bersenjata Sudan di tiga pangkalan. Associated Press tidak dapat memverifikasi tuduhan ini.

Kelompok paramiliter mengatakan mereka menyerang tiga kamp di barat, utara dan selatan Wad-al Noura, bentrok dengan tentara Sudan. “Pasukan kami tidak akan berdiam diri menghadapi gerakan atau pertemuan apa pun yang dilakukan musuh dan akan berupaya mengejar dan mengalahkan musuh,” kata RSF dalam pernyataannya.

Clementine Nkweta-Salami, Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB di Sudan, mengatakan pada hari Kamis (6/6) di X bahwa dia “terkejut” dengan laporan serangan kekerasan tersebut. “Tragedi kemanusiaan telah menjadi ciri khas kehidupan di Sudan. Kita tidak bisa membiarkan impunitas terjadi lagi,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan, Nkweta-Salami mengatakan bahwa tembakan senjata berat dan senjata peledak digunakan di daerah padat penduduk, mengutip laporan yang dianggapnya dapat dipercaya.

Dia menyerukan akuntabilitas dan penyelidikan atas serangan tersebut.

Direktur Eksekutif UNICEF juga menggambarkan kejadian di lapangan sebagai hal yang “menghancurkan” dan menyerukan diakhirinya kekerasan di Sudan, serta menegaskan bahwa anak-anak di negara tersebut “membutuhkan gencatan senjata sekarang.”

“Ini adalah satu lagi pengingat suram tentang bagaimana anak-anak Sudan menanggung akibat dari kekerasan brutal ini,” kata Russell dalam pernyataannya. “Selama setahun terakhir, ribuan anak terbunuh dan terluka. Anak-anak telah direkrut, diculik dan menjadi sasaran pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya. Lebih dari lima juta anak terpaksa meninggalkan rumah mereka.”

Perang antara RSF dan tentara Sudan telah menghancurkan negara tersebut ketika bentrokan menyebar di beberapa kota dan mendorong penduduknya ke ambang kelaparan. Lebih dari 14.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Ratusan ribu orang telah mengungsi. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home