Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 12:24 WIB | Kamis, 30 November 2023

Pasca Bentrokan di Bitung, Sulawesi Utara, Polisi Tangkap Tujuh Diduga Pelaku

BPMS-GMIM ajaK jemaat tidak terprovokasi pasca bentrok antar kelompok. Polisi: Kota Bitung sudah aman.
Konferensi pers Polres Bitung. (Foto: Humas Polda Sulut)

BITUNG, SATUHARAPAN.COM-Kapolda Sulut, Irjen. Pol. Drs. Setyo Budiyanto, menjelaskan bahwa terkait bentrokan antar ormas yang terjadi di Kota Bitung pada hari Sabtu (25/11/23) lalu, polisi menangkap tujuh pelaku yang terlibat.

Ketujuh pelaku tersebut masing-masing berinisial RP, HP, GK, FL, BI, MP, dan RA. Bahkan, salah satu dari tujuh pelaku tersebut masih berada di bawah umur. "Bentrokan ini menimbulkan satu korban meninggal dunia karena mengalami penganiayaan dan kerugian materil berupa satu unit mobil ambulans dan satu unit motor," katanya, hari Minggu (26/11) malam.

Kepolisian juga memastikan bahwa situasi di Kota Bitung, sudah aman dan terkendali. Dia mengungkapkan bahwa kepolisian juga telah melakukan banyak hal di antaranya melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan komunitas. Dia menegaskan Polres Bitung, Kodim 1310, dan Polda Sulut akan terus melakukan pengamanan.

“Untuk korban yang meninggal dunia dan menderita luka-luka adalah sebuah musibah yang tidak diharapkan. Kepolisian telah berusaha sejak awal untuk bisa mengkondisikan Kota Bitung berjalan kondusif, tetapi karena sesuatu dan lain hal akhirnya terjadi juga bentrokan,” katanya.

Dirreskrimum Polda Sulut, Kombes. Pol. Gani Fernando Siahaan, mengungkapkan bahwa ada dua TKP dalam bentrokan ini, yaitu Kampung Sari Kelapa dengan korban berinisial AM yang menderita luka berat dari pihak ormas keagamaan.

"Kemudian kejadian kedua berlanjut di Jalan Sudirman tepatnya di depan toko roti. Di situ ada korban dari pihak ormas adat dan pelakunya ada lima orang dan saat ini sudah kami tangkap," katanya.

Sebelumnya beedar video di media sosial terkait keributan yang melibatkan dua kelompok massa di Bitung, Sulawesi Utaraut. Kedua kelompok itu dinarasikan sebagai massa pro Palestina dan massa pro Israel.

Kapolda Sulut, Irjen. Pol. Drs. Setyo Budiyanto, menjelaskan bahwa kedua massa tersebut adalah dua kelompok ormas yang berbeda. Salah satunya merupakan ormas yang pro terhadap Palestina.

"Yang satu melaksanakan kegiatan untuk peringatan hari ulang tahun yang ke-12, kemudian yang satu lagi kegiatan berhubungan dengan partisipasi aksi bela terhadap Palestina. Mungkin karena ada sesuatu dan lain hal kira-kira seperti itu sehingga terjadi ribut-ribut," kata Kapolda Sulut, hari Sabtu (25/11).

Aparat gabungan TNI-Polri pun lantas turun tangan meredam dua kelompok massa. Pasca aparat gabungan diturunkan, situasi pun sudah cukup kondusif.

"Kondisinya sedang kita fokuskan untuk meredam untuk bisa melakukan calling down, untuk bisa menetralisir supaya permasalahannya tidak semakin meluas. Sekarang masing-masing pihak kondisinya sudah rata-rata sudah kembali ke rumah masing-masing. Tinggal kita nanti melakukan patroli, meningkatkan pengamanan supaya malam ini mudah-mudahan sampai besok dan seterusnya situasi semakin kondusif dan aman," katanya.

Pesan Gemim: Jangan Terprovokasi

Sementara itu, Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS-GMIM) mengajak jemaat tidak terprovokasi pasca bentrok antar kelompok di Kota Bitung, Sulawesi Utara, pada hari Sabtu (25/11) lalu.

"Kami selalu berharap jemaat yang ada masyarakat senantiasa tidak terprovokasi informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab,"kata Sekretaris Umum BPMS GMIM, Pdt. Evert Andri Alfonsus Tangel, M.Th, M.PdK di Tomohon, hari Senin.

Dia berharap warga tetap menjaga situasi tetap kondusif, tidak cepat terprovokasi melainkan tetap menjaga suasana yang baik. "Mari kita menjadi pelopor atau pendukung terciptanya sebuah kedamaian," ujarnya.

Selanjutnya, Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM 'Petra' Kinilow, Penatua Ferdinand Rompas SE mengatakan, situasi kondusif daerah perlu dijaga, apalagi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. "Mari semua terus menjaga keamanan dan kedamaian, menjaga kondusifitas menjelang Natal dan Tahun Baru, dan itu bukan hanya umat Kristiani misalkan, tapi antarsesama umat beragama," kata Ferdinand dikutip Antara.

Umat beragama, lanjut dia, terus menjaga tali silaturahmi di samping tokoh agama memberikan pemahaman bahwa bentrok antar kelompok di Kota Bitung tidak direncanakan. "Mungkin itu terjadi secara spontanitas, ada terjadi perbedaan pendapat mungkin," katanya.

Paling penting, menurut dia, tokoh lintas agama memberikan penyadaran atau edukasi bahwa harmonisasi antarumat beragama sudah berlangsung sejak lama. "Ini perlu diingat-ingatkan lintas generasi tentang bagaimana para pemeluk agama sangat menghargai perbedaan. Kita semua adalah bersaudara," ujarnya.

Kronologi Kejadian

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi meminta masyarakat tidak terhasut hoaks bentrokan di Bitung, Sulawesi Utara.

"Kami mengimbau kepada seluruh warga bangsa agar menggunakan semua platform digital dengan bijak. Bersama mari wujudkan Indonesia yang damai dan bermartabat," katanya, hari Minggu (16/11).

Ia mengajak masyarakat untuk bisa bijak mencari informasi dari sumber yang tepat. Menkominfo juga merekomendasikan masyarakat agar merujuk pada informasi yang diberikan oleh otoritas pemerintahan setempat.

Sejumlah media menyebutkan massa aksi bela Palestina terlibat bentrok dengan salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). Bentrokan itu membuat pihak kepolisian memperketat pengamanan hingga menetapkan status siaga satu.

Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa mengatakan kronologi insiden tersebut berawal saat salah satu ormas merayakan HUT ke-12 di wilayah GOR Dua Saudara, Bitung, hari Sabtu (25/11) sore. Tommy menyebut acara HUT itu telah memperoleh izin dari pihaknya.

"Awal mulanya itu dari salah satu LSM, yaitu masyarakat adat yang melaksanakan HUT yang ke-12 yang dilaksanakan di GOR Dua Saudara, itu dengan tema kedaulatan pangan dan kebangkitan ekonomi lokal," kata AKBP Tommy seperti diberitakan detikSulut, hari Minggu (26/11).

"HUT yang ke-12 itu telah mendapatkan izin resmi baik dari Kesbangpol baik dari kepolisian untuk kegiatan itu, karena untuk kebudayaan," katanya.

Tak lama kemudian, massa aksi bela Palestina melintas di lokasi. Hingga akhirnya diduga terjadi kesalahpahaman berujung bentrokan. "Mungkin dari video yang sudah dilihat adanya aksi dari LSM tertentu terkait dengan kemanusiaan, terkait dengan peristiwa di Gaza sehingga ada beberapa spontanitas (bentrokan)" katanya.

Namun Tommy mengaku belum bisa merinci terkait motif bentrokan. Dia mengatakan pihaknya masih terus mendalami.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home