Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 18:00 WIB | Selasa, 17 Agustus 2021

Pasca Taliban Kuasai Kabul, PBB Khawatir Nasib Pegiat HAM Afghanistan

UNHCR desak negara-negara tidak mendeportasi pencari suaka Afghanistan.
Seorang pria menarik seorang gadis untuk masuk ke dalam Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, pada hari Senin (16/8). (Foto: Reuters)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB menyatakan ketakutan pada hari Selasa (17/8) untuk keselamatan ribuan warga Afghanistan yang telah bekerja pada masalah hak asasi manusia, sementara badan pengungsi PBB menyerukan penghentian deportasi paksa pada pencari suaka Afghanistan.

“Kami sangat prihatin dengan keselamatan ribuan warga Afghanistan yang telah bekerja untuk mempromosikan hak asasi manusia di seluruh negeri, dan telah membantu meningkatkan kehidupan jutaan orang,” kata Rupert Colville, juru bicara Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dalam sebuah pengarahan.

Shabia Mantoo, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan telah mengeluarkan 'nasihat tidak memulangkan' kepada negara-negara, menyerukan penghentian pengembalian paksa warga negara Afghanistan termasuk pencari suaka yang klaimnya telah ditolak.

Austria, yang bersikeras bahwa pihaknya berencana untuk terus mendeportasi imigran ilegal kembali ke Afghanistan bahkan ketika Taliban merebut Kabul, pada hari Senin menyarankan untuk mendirikan "pusat deportasi" di negara-negara terdekat sebagai alternatif.

Austria adalah salah satu dari enam negara anggota Uni Eropa yang memperingatkan Komisi Eropa pekan lalu agar tidak menghentikan deportasi pencari suaka Afghanistan yang ditolak tiba di Eropa meskipun ada kemajuan Taliban. Sejak itu, tiga dari enam negara, Denmark, Jerman dan Belanda, telah berbalik arah.

Mantoo mengatakan bahwa pedoman UNHCR telah dikeluarkan sehubungan dengan diskusi di beberapa negara Eropa dan menyambut beberapa penangguhan deportasi sebagai “kabar baik.”

Lebih dari 550.000 warga Afghanistan telah tercerabut di dalam negeri mereka sejak Januari, tetapi jumlah orang yang melintasi perbatasan internasional dalam beberapa hari terakhir telah "sangat terbatas," meskipun UNHCR tidak memiliki angka yang komprehensif, kata Mantoo. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home