Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 10:56 WIB | Senin, 18 Januari 2016

Pascabom Sarinah, RT/RW Harus Rutin Periksa Rumah Kos

Ilustrasi: Puluhan pegiat hak asasi manusia (HAM) yang tergabung dalam Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menggelar aksi menyalakan lilin dan tabur bunga di trotoar jalan di lokasi tempat kejadian teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1). Dalam aksinya puluhan aktivis tersebut menaburkan bunga sebagai tanda duka dan pesan untuk cinta kemanusiaan. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta petugas RT/RW di setiap kelurahan untuk rutin memeriksa rumah sewaan seperti kos dan kontrakan menyusul tragedi bom Sarinah.

“Ya, kita sudah turun bersama TNI, Polri. Kita sudah mulai periksa (kos) dan kita sudah instruksikan kepada lurah kalau (petugas) RT/RW nggak peduli, ya diberhentikan saja, sudah. Kalau mau jadi (petugas) RT/RW itu ya orang yang punya perhatian,” kata dia seusai Upacara Bersama Prajurit TNI, Polri dan Aparat Pemprov DKI di Silang Monas, Jakarta Pusat, hari Senin (18/1).

Menurutnya, mencegah terorisme itu harus dilakukan lebih dini, yaitu mulai dari kelurahan, karena beberapa teroris yang membuat kekacauan itu datang ke Jakarta dan menyewa sebuah kamar kemudian merakit bom di tempat tersebut.

“Jakarta terbuka. Kita nggak bisa mengatakan orang di luar Jakarta nggak boleh masuk Jakarta. Yang paling pentng adalah bagaimana kita di RT/RW itu kenalin (warga sekitarnya), jangan sampai merakit bomnya di wilayah DKI kita nggak tahu.”

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Polisi Daerah DKI Jakarta Irjen Pol Tito Karnavian menambahkan, ciri-ciri dari teroris itu sendiri adalah mereka jarang bergaul dengan warga sekitar dan cenderung lebih tertutup. Mereka juga tidak mungkin tiba-tiba datang ke Jakarta dan langsung melakukan aksinya.

Namun, yang pertama mereka lakukan adalah mencari tempat tinggal sementara dengan menyewa kos atau hotel dengan sistem keamanan yang rendah, kemudian melakukan survei tempat mana saja yang strategis untuk menjadi sasaran mereka. Setelah itu, mereka mulai melakukan pemetaan. Karena itu, Tito berpendapat selain Badan Intelijen Nasional (BIN) peran serta masyarakat dan aparat lingkungan juga dibutuhkan untuk mencegah aksi terorisme berikutnya terjadi.

“Kemudian juga memang sebetulnya sudah jalan, tapi kemarin ditingkatkan untuk para Babinkamtibnas, Polri, Babinsa, Pangdam, kemudian lurah dan RT masing-masing kelurahan mengecek tempat-tempat kos yang banyak tidak dikenal. Karena terkait kasus kemarin ini, kelompok Dian, Ali, Afif, Ahmad, itu kos di daerah Meruya,” kata Tito.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home