Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 13:59 WIB | Kamis, 18 Juni 2015

Paus: Jangan Menyalahkan Tuhan Ketika Seseorang Meninggal

Paus Fransiskus. (Foto: catholicnewsagency.com)

VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus mengatakan daripada menyalahkan Tuhan ketika orangtua kehilangan anak - atau sebaliknya - keluarga harus ingat bahwa karena kebangkitan Kristus maka kematian tidak mempunyai kata akhir.

"Bagi orang tua, hidup lebih lama dengan anak-anak mereka sendiri sangat istimewa, (karena) bertentangan dengan sifat dasar dari hubungan yang memberi makna bagi keluarga itu sendiri," kata Paus selama audiensi umum pada Rabu (17/6).

Kehilangan seorang anak adalah seperti "menghentikan waktu," katanya, karena "membuka jurang yang menelan masa lalu dan masa depan."

Refleksi Paus Fransiskus pada 17 Juni ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian katekese untuk keluarga, yang disampaikan pada Rabu setiap minggu di hadapan khalayak umum di Vatikan.

Kematian putra atau putri, adalah "penghinaan" bagi semua janji-janji, hadiah, dan pengorbanan "cinta menyenangkan" yang orang tua berikan kepada anak mereka. “Demikian pula, anak-anak yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua juga merasa menderita,” katanya.

"Kehampaan yang ditinggalkan membuka dalam dirinya segala kesedihan karena ia tidak memiliki pengalaman yang diperlukan untuk 'memberi nama' untuk apa yang telah terjadi."

“Karena ini "lubang hitam" yang dibawa oleh kematian dalam keluarga, alasan yang tidak diketahui, kita kadang-kadang menyalahkan Tuhan,” katanya.

Paus Fransiskus mengutip Injil Santo Lukas yang mengisahkan tentang Yesus membangkitkan anak seorang janda dari kematian. “Adegan ini menunjukkan kasih sayang Yesus bagi mereka yang menderita, dan kuasa-Nya atas kematian,” katanya.

“Semua keluarga,’tanpa kecuali,’ akan mengalami kematian,” kata Paus. Meskipun demikian, ketika kematian menyerang anggota keluarga tercinta, kematian tidak pernah tampak alami.

Meskipun demikian, Paus mengatakan untuk segera menyadari bentuk kematian lainnya seperti kematian fisik - "kebencian, iri hati, kesombongan, keserakahan" - yang menambah penderitaan dan rasa ketidakadilan.

"Kami pikir tidak masuk akal 'normalitas' yang dalam waktu dan tempat tertentu, peristiwa yang menambah kengerian akan kematian disebabkan oleh kebencian dan ketidakpedulian kepada sesama manusia lainnya," katanya.

Sebaliknya, banyak keluarga yang dihitung di antara umat Allah telah menunjukkan bahwa kematian tidak mempunyai kata akhir. "Ini adalah tindakan iman yang benar," kata Paus Fransiskus.

“Setiap kali sebuah keluarga yang berkabung menemukan kekuatan untuk melindungi iman dan cinta yang menyatukan untuk semua orang yang kita cintai," tambahnya. "Ini mencegah kematian akibat mengambil segala sesuatu. Kegelapan kematian dihadapkan dengan pekerjaan yang lebih intens dari cinta."

Mengutip kata-kata Santo Paulus, Paus mengingatkan umat bahwa kebangkitan Kristus telah disingkirkan dari kematiannya yang begitu menyedihkan.

"Dalam iman ini, kita dapat menghibur satu sama lain, mengetahui bahwa Tuhan telah mengalahkan kematian sekali dan untuk semua," katanya.

"Orang-orang yang kita cintai tidak hilang dalam kegelapan: harapan meyakinkan kita bahwa mereka yang penuh kebaikan berada di tangan Allah. Cinta lebih kuat dari kematian."

Paus menambahkan bahwa, dalam menjaga iman ini, pengalaman berkabung bertindak untuk memperkuat solidaritas dalam keluarga yang sendiri, dan mendorong kesadaran akan penderitaan keluarga lainnya.

"Iman ini, harapan ini, melindungi kita dari visi nihilistik kematian, serta penghiburan palsu dunia," katanya.

Paus Fransiskus menyimpulkan pidatonya dengan menekankan pentingnya bagi para pastor dan orang-orang Kristen untuk berkomunikasi dengan lebih konkret "makna iman berkaitan dengan pengalaman berkabung dalam keluarga."

Dia menarik perhatian pada sikap "sederhana dan kuat" kesaksian para keluarga yang memahami bahwa melalui iman mereka dalam penyaliban dan kematian Tuhan, "janji kebangkitan bagi orang mati tidak dapat dibatalkan."

"Pekerjaan Allah akan cinta lebih kuat daripada karya kematian."

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home