Yubileum Rahmat, Paus Minta Pastor Ampuni Pelaku Aborsi
SATUHARAPAN.COM – Bagi umat Katolik Roma, Tahun Suci Luar Biasa, Yubileum Belas Kasih yang dimulai 8 Desember tahun ini, digambarkan sebagai periode pengampunan dosa. Dan untuk Tahun Suci ini, Paus Fransiskus adalah menangani salah satu masalah yang paling memecah belah umat Katolik: aborsi. Dia telah memerintahkan para imam untuk menawarkan pengampunan baik untuk wanita yang telah melakukan aborsi dan dokter yang melakukan itu, laporan Mirror.
Aborsi masih dianggap sebagai salah satu dosa yang paling serius dalam iman Katolik dan biasanya menghasilkan pengucilan (ekskomunikasi/excommunication). Hal ini biasanya diampuni oleh hanya imam dengan kedudukan tinggi. Atau, jika dapat berziarah ke Roma selama Tahun Suci. Tapi Fransiskus, Paus yang pernah mengendarai Harley Davidson, yang tidak menghakimi homoseksualitas, tetapi mengkritik sistem ekonomi trickle-down-effect, ingin para pastor harus dilihat sebagai “misionaris rahmat” di seluruh dunia dan untuk mengampuni bahkan dosa yang paling serius sesuai dengan iman Katolik.
Monsignor Rino Fisichella mengatakan perintah Paus ini “sebagai tanda nyata bahwa para imam harus menjadi orang yang penuh kasih dan dekat dengan semua,” kepada Mirror seperti dilansir ibtimes.co.uk pada Kamis (7/5). Dalam Bulla Petunjuk Tahun Suci (Bull of Induction) menjelaskan bagaimana dia ingin umat Katolik merayakan Tahun Suci. Fransiskus mengatakan gereja harus menjadi “sebuah oase rahmat”. Bulla berjudul Misericordiae Vultus—Wajah Kerahiman itu menambahkan, “Kredibilitas Gereja ini harus terlihat dalam bagaimana dia menunjukkan kasih karunia dan belarasa.”
Gereja Katolik tidak memiliki kesan yang baik berkaitan dengan sikap mereka terhadap aborsi tersebut. PBB mengecam Vatikan karena mengucilkan ibu dan dokter dari seorang gadis 9 tahun yang diperkosa oleh ayah tirinya, menjadi hamil dengan bayi kembar dan melakukan aborsi di Brasil pada 2009. Dan pada Maret, Uskup Elphin Kevin Doran memicu kemarahan ketika ia mengatakan kepada stasiun radio Newstalk di Irlandia bahwa korban perkosaan yang melakukan aborsi sekadar “menuntut balas” pada penyerang mereka.
Tapi, Kardinal Velasio De Paolis khawatir sikap Paus ini bisa menyebabkan kebingungan di kalangan umat Katolik, menggarisbawahi posisi gereja. “Dia adalah Paus penuh rahmat dan ingin menunjukkan kebajikan gereja terhadap orang berdosa,” kata kardinal. “Namun, ini tidak membatalkan dosa aborsi.”
Yubelium Belas Kasih
Pada Perayaan Tobat di Basilika Santo Petrus, Jumat (13/3), Paus Fransiskus mengumumkan perayaan Tahun Suci luar biasa yang didedikasikan untuk Belas Kasih. Yubileum Belas Kasih akan mulai PADA 8 Desember 2015, Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, dan berakhir tanggal 20 November 2016, Hari Raya Kristus Raja. Seperti diwartakan oleh zenith.org.
Moto Tahun Suci ini adalah, “Hendaklah kamu murah hati seperti Bapamu.” Menurut Paus ini mencakup, membuka hati kita dan memberi kesaksian tentang kerahiman di mana-mana. Sebab, “Pengampunan adalah kekuatan yang dapat menimbulkan kehidupan baru dan menanamkan keberanian untuk melihat masa depan pengharapan.”
“Saya yakin bahwa seluruh Gereja dapat menemukan dalam Tahun Yubileum ini sukacita untuk menemukan kembali dan untuk membuahkan belas kasih Allah. Dengan belas kasih Allah kita semua dipanggil untuk memberikan penghiburan bagi setiap pria dan wanita saat ini. Kita mempercayakannya kepada Bunda Belas Kasih, agar Dia memandang dan mengawasi jalan kita,” kata Paus.
Menurut Kantor Pers Takhta Suci, Tahun Yubileum Belas Kasih berlangsung pada peringatan ke-50 penutupan Konsili Vatikan II tahun 1965. “Ini sangat penting, karena mendorong Gereja untuk meneruskan karya yang dimulai pada Vatikan II,” demikian sebuah komunike Takhta Suci.
Pengumuman resmi tentang Tahun Suci itu akan berlangsung pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, 12 April 2015.
Kalau tahun Yubileum biasa dirayakan setiap 25 tahun, tahun Yubileum luar biasa bisa diumumkan kalau ada peristiwa penting. Yubileum biasa terakhir terjadi tahun 2000 sedangkan Yubileum luar biasa diumumkan tahun 1983 oleh Yohanes Paulus II.
Sepanjang masa kepausan Paus Fransiskus, belas kasihan menjadi tema utama yang dekat di hati Paus. Motto episkopal Paus Fransiskus adalah Miserando atque Eligendo (yang hina tapi terpilih) yang merujuk pada tatapan Kristus yang penuh belas kasihan terhadap Santo Matius ketika memilih dia.
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...