Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta 10:10 WIB | Sabtu, 14 September 2013

Paus: Saat Kita Mencap Orang Lain Sebagai Pembunuh Sama Saja Menjadikan Diri Kita Pengecut

Paus Fransiskus (foto: telegraph.co.uk)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Apabila seseorang menilai individu lain sebagai pembunuh, maka orang tersebut sesungguhnya merupakan pengecut dan munafik karena mereka tidak mampu menghadapi kesulitan pada diri mereka sendiri. Pesan ini disampaikan Paus Fransiskus pada Jumat, dalam homilinya pagi 13 September di kediamannya dari Domus Sanctae Marthae, Vatikan.  

Paus mengatakan bahwa bergosip atau mempergunjingkan orang lain, secara doktrin religius dianggap kriminal karena bersifat menghancurkan pribadi seseorang, lebih jauh lagi tindakan tersebut tidak pantas karena tidak meninggikan harkat manusia di hadapan Tuhan, dan tidak menghadirkan Tuhan di hadapan orang lain.

"Mereka yang menilai tetangga di sekeliling mereka berbicara buruk, sesungguhnya adalah orang-orang munafik karena mereka tidak memiliki kekuatan, dan keberanian untuk melihat cacat mereka sendiri," kata Paus.

“Mengapa kamu melihat serpihan di mata saudaramu, tetapi tidak melihat balok di rumah Anda sendiri,” menurut Paus yang pada homili tersebut mendasarkan bacaannya pada Injil Lukas.
Paus mencontohkan Kain yang melakukan pembunuhan terhadap saudaranya, Habil di dalam Perjanjian Lama sebagai bahan perenungannya, karena apabila kita menilai saudara yang ada dalam hati kita lebih buruk, maka sesungguhnya kita bisa dikategorikan sebagai  “pembunuh” dalam artian teologis.

“Setiap kali kita menilai saudara-saudara kita di dalam hati kita, tentang keburukannya, apalagi ketika kita berbicara tentang hal itu dengan orang lain, kita adalah orang Kristen pembunuh," kata Paus.

Paus menambahkan bahwa mempergunjingkan orang lain berarti manusia masuk pada dimensi “kriminalitas” dalam artian teologis, karena menurut Paus mempergunjingkan orang lain akan membicarakan keburukannya, dan keburukan tersebut adalah kriminalitas, dan tidak bisa dianggap sebagai perbuatan yang tidak bersalah.

"Jika salah satu dari kita bergosip, tentu ia seorang penganiaya orang dengan kekerasan,” tambah Paus yang merupakan penggemar fanatik tim nasional Argentina ini.

Paus mengutip pernyataan Yakobus bahwa mempergunakan lidah penting untuk memuji Tuhan, bukannya untuk mempergunjingkan keburukan saudara kita.

“Ketika kita menggunakan lidah kita untuk berbicara buruk tentang saudara atau saudari kita, kita menggunakannya untuk membunuh Tuhan," kata  Paus Fransiskus, dia menyamakan bahwa bergosip atau mempergunjingkan orang lain sama artinya dengan membunuh "citra Allah dalam saudara kita".

Paus melanjutkan homilinya dengan mengatakan bahwa langkah yang sebaiknya dilakukan yakni orang perlu berdoa bagi orang lain.

"Kalau perlu berbicara dengan orang yang tepat dan dapat memecahkan masalah. Jangan memberitahu semua orang tentang masalah anda,” kata Paus.

Dewasa ini banyak orang membutuhkan sikap perubahan drastis seperti Rasul Paulus, yang dahulu pembunuh dan penganiaya umat Kristiani.

“Sama seperti Paulus  yang seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang yang ganas, beruntung bagi kita semua bahwa dia mau disembuhkan.

Pada bagian penutup homili, Paus meminta masyarakat untuk berdoa bagi "kasih karunia bagi setiap orang di dunia agar mau berubah dari sikap kriminalitas dan gosip kepada sikap mencintai, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kebesaran hati terhadap yang lain," kata Paus. (catholicnews.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home