Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 00:00 WIB | Sabtu, 28 Desember 2013

Peka akan Suara Allah

Mengungsi ke Mesir (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Bagaimanakah perasaan Yusuf dan Maria mendapat kunjungan para Majusi dari Timur? Bisa dipastikan mereka kaget sekaligus bangga. Kaget karena mereka kedatangan tamu, yang memang bukan orang sembarangan. Tamu mereka adalah raja-raja dari Timur. Dan yang lebih membanggakan hati, orang-orang asing itu ternyata mencari Anak mereka hanya dengan satu tujuan—yakni menyembah-Nya.

Tetapi, kebanggaan itu tak berlangsung lama. Setelah orang-orang asing itu pergi, mereka juga harus pergi. Bukan piknik. Malam itu juga mereka harus mengungsi ke Mesir. Yusuf dan Maria harus menyelamatkan Anak Kebanggaan mereka karena Herodes, raja gila kuasa itu, ingin membunuhnya.

Kita tak pernah tahu bagaimana perasaan Yusuf dan Maria. Suasananya hati mereka mungkin seperti roalcoaster. Naik-turun. Baru saja mereka mendapatkan kenyataan bahwa anak mereka disembah oleh orang asing, sekarang mereka harus menjadi pengungsi.

Penulis Injil Matius memang tak merasa perlu menceritakan perasaan keduanya. Dia juga tidak bermaksud agar pembacanya terharu. Penulis agaknya ingin menyatakan bahwa hidup manusia tak lepas dari risiko. Bahkan, orang-orang pilihan Allah, yang rindu menjalani kehendak Allah pun, tak bebas dari kesulitan hidup.

Namun, penginjil Matius juga mencatat bahwa orang-orang pilihan dapat bertahan, bahkan mengatasi kesulitan hidup, jika mereka peka akan suara suara Allah.

Itulah yang dilakukan Yusuf. Dia tidak menganggap mimpinya sebagai bunga tidur. Tidak. Dia peka akan suara Allah sehingga dia mampu mengatasi bencana yang mungkin menimpanya.

Perhatikanlah, Yusuf senantiasa peka akan suara Allah dan menjalani kehendak-Nya tanpa syarat. Dia tidak berupaya menawar perintah Allah. Dan itulah yang seharusnya dilakukan setiap orang yang merasa dirinya sebagai hamba Allah.

Ketika mereka menjalani kehendak Allah, Allah pun akan memperlengkapi segala kebutuhan mereka. Sebagai pengungsi tentu butuh modal. Dari manakah modal didapat? Tentu dari persembahan Orang-orang Majus tadi. Ya, Allah adalah Pribadi yang mencukupkan!

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home