Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 17:43 WIB | Sabtu, 01 Agustus 2015

Pelatih Panahan Bersyukur Pemanah Difabel Giat Berlatih

Pelatih Panahan Bersyukur Pemanah Difabel Giat Berlatih
Tanu (kaus merah, berdiri) sedang memberi pelatihan kepada atlet difabel cabang olah raga panahan Provinsi DKI Jakarta di Velodrome, Gelanggang Olah Raga (GOR) Rawamangun, Jakarta. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
Pelatih Panahan Bersyukur Pemanah Difabel Giat Berlatih
Cindy (kaus hijau, atlet panahan difabel Provinsi DKI Jakarta kategori standing), Jujur (kaus merah), dan Baharuddin (kaus oranye) saat menjalani latihan di Velodrome, Gelanggang Olah Raga (GOR) Rawamangun, Jakarta.
Pelatih Panahan Bersyukur Pemanah Difabel Giat Berlatih
Cindy (kaus hijau, atlet panahan difabel Provinsi DKI Jakarta kategori standing), Jujur (kaus merah), dan Baharuddin (kaus oranye) saat menjalani latihan di Velodrome, Gelanggang Olah Raga (GOR) Rawamangun, Jakarta.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelatih cabang olah raga panahan atlet difabel Provinsi DKI Jakarta, Tanu mengucap syukur para atletnya memiliki semangat untuk mempersiapkan diri untuk Peparnas (Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia ) 2016.

“Untung saja mereka (atlet difabel panahan) setelah libur Idul Fitri kemarin langsung kembali latihan, karena kita memang menyiapkan untuk Peparnas 2016,” kata Tanu kepada satuharapan.com, Jumat (31/7) di Velodrome, Gelanggang Olah Raga (GOR) Rawamangun, Jakarta.  

Tanu menyebut tidak menutup kemungkinan setelah Perpanas 2016 nantinya akan ada pemantauan lebih lanjut dari National Paralympic Committee (NPC) – berpusat di Solo – yang akan melakukan seleksi lebih jauh guna mempersiapkan atlet difabel dari seluruh cabang olah raga ke Asean Para Games 2017.    

Tanu mengatakan atlet difabel cabang olah raga panahan berlatih setiap Selasa dan Sabtu di Perumahan Kayu Putih, Jakarta Pusat. Saat ditemui satuharapan.com, Jumat (31/7) Tanu sedang melatih atlet difabel panahan Provinsi DKI Jakarta antara lain Cindy (atlet difabel panahan nomor standing), dan dua atlet lainnya di nomor kursi roda (Jujur dan Baharudin). Sesungguhnya masih ada dua atlet difabel panahan lagi, namun berhalangan hadir yakni Zaenuddin dan Slamet.

Latihan berlangsung hampir lebih dari 60 menit, Tanu mengawali dengan pemanasan yakni dengan menggerak-gerakkan tangan dan peregangan. Setelah itu Tanu mengajak atlet menyiapkan busur namun tidak menggunakan anak panah karena latihan hanya digelar di lapangan parkir GOR Rawamangun.

Saat latihan Tanu berpesan kepada para atlet jangan melupakan faktor lain dalam sebuah perlombaan panahan, yakni faktor alam apakah ada angin atau tidak.

Tanu berpesan juga agar keseimbangan tubuh tetap dijaga, karena peralatan olah raga panahan sangat besar dan membutuhkan keseimbangan tubuh yang ideal. “Pokoknya kalian tetap konsentrasi ke depan, dan tahan keseimbangan,” kata Tanu saat memberi latihan.

Beberapa saat setelah latihan selesai, Tanu meladeni beberapa pertanyaan  satuharapan.com tentang cabang olah raga panahan bagi atlet difabel.

“Kalau panahan, memang kita baru rintis satu tahun belakangan ini, ya baru berlima ini,” kata Tanu kepada satuharapan.com.

Tanu menyebut di Peparnas sebelumnya Provinsi DKI Jakarta ikut ambil bagian, namun tidak berpartisipasi pada  cabang olah raga panahan untuk difabel.  

“Mereka ini memang baru kali pertama bergabung, maka dengan adanya perpanas diharap rekan-rekan di daerah lain juga bisa. Dan mereka ini masih baru mereka semua masih nol,” kata Tanu.

Ditemui terpisah, dua atlet panahan difabel nomor kursi roda, Jujur dan Baharuddin berharap diberi kesehatan agar lancar sampai Peparnas yang akan diselenggarakan tahun depan.

“Kami baru satu tahun ini menjadi atlet panahan, sekarang ini ya kita memang persiapan buat yang di Bandung,” kata Baharuddin kepada satuharapan.com.

“Untuk panahan DKI baru mengadakan seleksi atletnya tahun ini, kita ini belum pernah ikut ke mana mana ya baru pemula,” kata Jujur.

Peparnas 2016

Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) adalah suatu ajang kompetisi yang menyerupai Pekan Olahraga Nasional (PON) bagi atlet penyandang difabilitas Indonesia. Perbedaan PON dan Peparnas terletak pada pembagian kelas dan teknis pertandingan, dimana atlit dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiknya. Dulunya, Peparnas disebut Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas), namun kemudian kata 'cacat' diganti dengan kata 'paralimpiade'.  

Dalam Pekan Paralimpiade Nasional XIV di Riau pada 7-13 September 2012, terdapat 11 cabang olahraga yang diperlombakan, yaitu: Atletik, Renang, Voli Duduk, Panahan, Tenis Kursi Roda, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Futsal, Bowling, Catur dan Angkat Berat dengan total medali yang diperebutkan mencapai 424 medali. Kategori jenis kecacatan yang diikutkan adalah: Tuna Netra, Tuna Daksa, Tuna Grahita dan Tuna Rungu Wicara. Sedangkan pada Peparnas XIII di Kalimantan Timur, hanya mempertandingkan delapan cabang olahraga.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home