Loading...
SAINS
Penulis: Dedy Istanto 23:03 WIB | Rabu, 24 Juli 2013

Peluncuran Buku Badak Indonesia Sebuah Upaya Konservasi

Peluncuran Buku Badak Indonesia Sebuah Upaya Konservasi
Peluncuran buku badak sekaligus diskusi yang digelar di Rumah Joglo, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Rabu (24/7) dihadiri oleh sejumlah intansi baik dari Pemerintah, LSM, Universitas, dan para pegiat lingkungan. (Foto-foto : Dedy Istanto).
Peluncuran Buku Badak Indonesia Sebuah Upaya Konservasi
Buku Teknik Konservasi Badak Indonesia merupakan buku pertama kali yang ditulis dalam bahasa Indonesia menjadi referensi dalam konservasi keberadaannya.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan WWF Indonesia bersama dengan Yayasan Badak Indonesia (YABI), International Rhino Foundation (IRF) dan lembaga lainnya yang tergabung dalam jaringan kerjasama pelestarian badak di Indonesia mengadakan diskusi sekaligus peluncuran buku yang berjudul “ Teknik Konservasi Badak Indonesia“ di Rumah Joglo, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Rabu (24/7).

Dalam diskusi tentang isi buku tersebut dihadiri sejumlah narasumber diantaranya Dr. Hadi Sukadi Alikodra Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Widodo Ramono dari Yayasan Badak Indonesia, Agus Didi perwakilan dari Kementerian Kehutanan, Nugie perwakilan dari WWF - Indonesia, Desi Ratnasari Duta Badak Indonesia dan Davina.

Buku ini ditulis oleh 20 praktisi konservasi badak di Indonesia yang berasal dari berbagai Institusi, baik dari Pemerintah, Akademisi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sudah bertahun-tahun melakukan penelitian mengenai konservasi in-situ dan ex-situ jenis badak.

Terdapat lima jenis badak yang tersisa di dunia, dua diantaranya terdapat di Indonesia yaitu badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak sumatera (Dicherorinus sumatrensis). Kedua jenis ini masuk dalam status kritis terancam punah (Critically endangered species) dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasi badak jawa diperkirakan tersisa sekitar 50 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sedangkan badak sumatera tersisa sekitar 200 individu yang tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh, Taman Nasional Bukit Barisan (TNBB) Lampung, dan Waykambas Lampung.

Dalam kurun waktu 20 tahun ini delapan kantong badak di Sumatera punah, dan populasinya menurun sampai 82 persen. Berdasarkan kondisi ini, maka dibutuhkan sebuah panduan teknis tertentu dalam upaya pelestarian jenis langka ini. Salah satunya adalah dengan mengumpulkan pengalaman dari beberapa pegiat konservasi yang berupaya melestarikan badak di Indonesia.

“Oleh karena itu kehadiran buku ini menjadi penting bagi dunia konservasi badak di Indonesia yang dapat memberikan referensi yang baik, mengingat populasi badak kini kian mengkhawatirkan“ ujar Prof. Dr. Hadi S Alikodra salah satu penulis dari buku ini.

 

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home