Loading...
INDONESIA
Penulis: Tunggul Tauladan 12:12 WIB | Senin, 03 November 2014

Pembangunan Hotel di Jogja Sudah Waktunya Dihentikan

Hotel Fave dalam proses pembangunan. Hotel ini berlokasi di Jalan Pasar Kembang, Kota Yogyakarta. (Foto: Tunggul Tauladan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Sepanjang tahun 2014, pembangunan hotel di Kota Yogyakarta mengalami perkembangan sangat pesat. Ratusan izin baru diberikan dengan puluhan di antaranya sudah mulai dibangun. Berbagai hotel berbintang tumbuh subur seiring dengan kemudahan izin untuk mendirikan bangunan yang digadang-gadang menjadi salah satu prasarana pendukung Yogyakarta sebagai Kota Wisata.

Maraknya pembangunan hotel baru tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan okupansi selama 2014. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat bahwa tiingkat okupansi hotel berbintang di Kota Yogyakarta sepanjang 2014 menurun sekitar 10% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk hotel nonbintang menurun sekitar 15%.

“Tingkat okupansi hotel di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun lalu, tingkat hunian hotel berbintang rata-rata 60%, tapi pada tahun ini rata-rata hanya 50%, sedangkan untuk hotel nonbintang dari tahun lalu sebesar 40%, tahun ini hanya 25%,” demikian disampaikan oleh Sekretaris Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI, Deddy Pranowo Eryono pada Minggu (2/11).

Berkaca dari hal tersebut, Deddy menuturkan bahwa sudah saatnya pembangunan hotel di Kota Yogyakarta dihentikan karena perbandingan antara jumlah hotel dan okupansi sudah tidak seimbang lagi. Lebih lanjut, Deddy memberikan wacana bahwa sudah saatnya perkembangan pembangunan hotel menyasar ke kabupaten-kabupaten lain di wilayah Provinsi DIY.

“Pembangunan hotel di Kota Yogyakarta sudah saatnya dihentikan karena ada ketidakseimbangan antara jumlah kamar dan okupansi. Saya kira pembangunan hotel sebaiknya diarahkan ke kabupaten lain di DIY, seperti Bantul, Kulonprogo, atau Gunungkidul. Selain untuk pemerataan, hal tersebut juga bisa menunjang sektor pariwisata, khususnya di sektor maritim. Hal ini sejalan dengan program Presiden Jokowi untuk memajukan sektor maritim di Indonesia,” ujar Deddy.

“Potensi-potensi kelautan tersebut dapat dimaksimalkan dengan banyak hal, salah satunya dengan pembuatan hotel yang mendukung untuk mengembangkan sektor pariwisata,” tambah Deddy.

Seperti diketahui, wilayah Bantul memiliki potensi maritim yang telah terkenal, misalnya Pantai Parangtritis, Depok, dan Samas. Wilayah Kulonprogo juga memiliki Pantai Glagah yang menurut rencana akan dibuatkan sarana penunjang berupa pelabuhan dan di sekitarnya akan dibangun bandar udara. Sedangkan wilayah Gunungkidul juga banyak memiliki potensi kelautan yang sangat eksotis, misalnya Pantai Kukup, Krakal, Baron, Sundak, Wedi Ombo, Pok Tunggal, Siung, dan Sadeng yang telah dilengkapi dengan sarana Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home