Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 09:41 WIB | Sabtu, 20 Agustus 2016

Pemeluk Yahudi Ditikam di Prancis

Petugas kepolisian Strasbourg melakukan olah tempat kejadian perkara penikaman terhadap pemeluk Yahudi. (Foto: straitstimes.com)

STRASBOURG, SATUHARAPAN.COM – Pemeluk agama Yahudi, Chalom Levy, ditikam oleh seorang tidak dikenal di Strasbourg, Prancis. Ia dibawa ke rumah sakit dan dalam kondisi stabil, sementara pelaku ditangkap.

Menurut keterangan kepolisian Strasbourg yang dikutip kembali Russia Today, hari Jumat (19/8), insiden itu tidak terkait dengan terorisme dan  penyerang menderita masalah kejiwaan.

Serangan itu terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat dan berlokasi 500 meter dari rumah ibadat agama Yahudi, sinagoga di kota tersebut.

Menurut penuturan sahabat Levy – Mendel Samama – Levy adalah penganut Yahudi Ortodoks dan kerap beribadah di sinagoga tersebut.

“Dia sedang berjalan pulang dari pasar setelah membeli beberapa hal untuk Sabat dan ketika dia mendekati rumahnya, seseorang tidak dikenal mendekati dia dan menikamnya,” kata Samama, yang seorang rabi yang berbasis di Strasbourg.

Samama  menambahkan Levy sangat beruntung karena luka tusukan itu sangat dekat dengan hatinya. Korban saat ini dirawat di rumah sakit namun diperkirakan akan kembali dalam beberapa hari ke depan.

"Dia sangat terkejut dan ketika ia menceritakan kisah ini untuk pertama kalinya, ia menangis," kata  Samama.

"Dia merasa bahwa dia telah memiliki keajaiban karena ketika orang itu menusuknya pertama kalinya, ia ingin menikamnya lagi, tapi ia memiliki reaksi yang luar biasa dan mampu melarikan diri,” kata Samama.

Pelaku ditahan oleh polisi dan dibawa ke tahanan untuk diinterogasi. Saksi mata lain mengatakan penyerang berusia antara 30 dan 40 tahun. Menurut publikasi harian lokal Strasbourg, Journal du Dimanche, penyerang memiliki sejarah masalah kejiwaan.

“Pada tahun 2010, ia (pelaku penikaman, red) menyerang umat Yahudi yang lain di pusat kota Strasbourg dan ia memiliki masalah psikologis,” kata Samama.

Samama heran mengapa seseorang seperti ini bisa bebas berkeliaran di jalanan.”Ia bisa menyerang siapa saja," kata Samama.

Strasbourg merupakan salah satu kota di Prancis dengan populasi Yahudi  yakni sekitar 15.000 penduduk.  

“Kita semua hidup dengan masyarakat lain yang berbeda dalam damai dan tenang. Kami berharap bahwa ini tidak akan mengganggu suasana damai Strasbourg,” kata dia.

Beberapa waktu lalu Kepala rabbi dari Strasbourg, Rabbi Rene Gutman telah melakukan pekerjaan yang besar di Strasbourg dalam rangka memperkuat  dialog antar-agama “Saya percaya  Strasbourg masih sebuah kota yang baik bagi orang-orang Yahudi, "Samama menyimpulkan.

Serangan itu terjadi setelah beberapa waktu lalu dua orang yang termasuk kelompok ekstremis menggorok leher, Pastor Jacques Hamel, pemuka agama Katolik di Rouen, Prancis. (rt.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home