Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:28 WIB | Minggu, 19 Januari 2020

Pemerintah Baru Lebanon Gagal Dibentuk, Demonstran Bentrok di Beirut

Pemerintah Lebanon gagal dibentuk dalam merspons demonstrasi sejak pertengahan Oktober 2019. Aksi prots kembali digelar dan terjadi kerusuhan di tengah konflik politik dalam pembentukan pemerintah baru. (Foto: dari AP)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Presiden Lebanon, Michel Aoun, meminta tentara dan komandan keamanan untuk memulihkan ketenangan di wilayah ibu kota Beirut tengah, tempat pasukan keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa pada hari Sabtu (18/1) malam.

Aoun menyerukan kepada mereka "untuk menjaga keamanan para pengunjuk rasa damai dan menjaga milik umum dan pribadi, dan untuk memulihkan ketenangan di Beirut," kata kantor presiden, dikutip Reuters.

Sementara itu, Perdana Menteri sementara, Saad Hariri, melalui pesan di akun Twitter mengecam kekerasan itu. Dia mengatakan "tempat konfrontasi, kebakaran dan tindakan sabotase di pusat kota Beirut," malam ini, adalah "adegan mencurigakan dan tidak dapat diterima yang mengancam perdamaian sipil dan merupakan peringatan  tentang konsekuensi yang paling mengerikan,” katanya menurut kantor berita Lebanon, NNA.

"Beirut tidak akan menjadi arena bagi tentara bayaran dan kebijakan yang disengaja untuk menyerang kedamaian gerakan rakyat," tegas Hariri.

“Impian Rafic Hariri tentang ibu kota bersatu untuk semua orang Lebanon tidak akan terbakar dengan api penjahat dan mereka yang melahap gerakan damai. Kami tidak akan membiarkan siapa pun membuat Beirut, sekali lagi, sebagai area penghancuran, kehancuran dan jalur kontak," katanya memperingatkan.

Rafik Hariri adalah mantan Perdana Menteri Lebanon dan auah dari Saad yang tewas dalam sebuah serangan bom di Beirut yang diduga dilakukan oleh kelompok yang didukung Hizbullah dan Iran.

Selain itu, kelompom Hariri menolak Hassan Diab untuk jabatan perdana menteri yang ditujuk Presiden Aoun. Diab didukung oleh blok politik Syiah, Hizbullah dan Amal Syiah.

Dalam pernyataannya, Hariri mendesak "pasukan militer dan keamanan untuk melindungi ibu kota dan meminta untuk mengendalikan para pelaku kekerasan dan pada penyusup dalam protes rakyat di Lebanon.

Peringatan Hizbullah

Seorang pejabat senior Hizbullah, Sheikh Ali Daamoush, pada hari Jumat (17/1) memperingatkan bahwa Lebanon dapat jatuh ke dalam kekacauan dan "kehancuran total" kecuali pemerintah baru dibentuk. Lebanon tenggelam dalam pertengkaran yang lebih besar antara politisi mengenai pembentukan kabinet baru di tengah krisis keuangan yang melumpuhkan, dan protes massa yang berkelanjutan terhadap elite penguasa negara itu.

Perdana Menteri Hassan Diab diperkirakan akan mengumumkan kabinet yang beranggotakan 18 orang pada hari Jumat (17/1), tetapi perselisihan di menit-menit terakhir antara faksi-faksi politik menghambat upaya itu.

Lebanon berada dalam kekosongan pemerintah sejak Perdana Menteri Saad Hariri mengundurkan diri pada 29 Oktober akibat protes dalam skala nasional terhadap korupsi dan salah kelola oleh kelas politik yang telah memerintah negara itu sejak akhir perang saudara 1975-1990.

"Kami melihat perlunya membentuk kabinet sesegera mungkin karena kami tahu bahwa krisis yang diderita negara dan rakyat tidak dapat diselesaikan tanpa kabinet," kata Daamoush dalam khotbah salat Jumat. "Kehilangan kesempatan untuk membentuk pemerintahan sekarang berarti bahwa negara itu menuju ke kekacauan, kekacauan dan kehancuran total," kata Daamoush.

Pertemuan antara Diab dan parlemen piminan Nabih Berri, dari Amal Syiah, pada hari Kamis (16/1), sempat  menyebarkan berita bahwa pemerintah baru dengan 18 menteri kemungkinan besar akan diumumkan pada akhir pekan ini.

Tetapi seseorang yang mengambil bagian dalam negosiasi untuk pembentukan pemerintah mengatakan kepada AP bahwa “ada beberapa masalah” yang sedang diselesaikan. Dia mengatakan beberapa kelompok politik bersikeras pemerintah terdiri dari 24 menteri untuk memiliki lebih banyak perwakilan, sementara Diab bersikeras dengan 18 menteri.

Orang tersebut berbicara dengan syarat anonim.

Para pengunjuk rasa menolak kabinet baru dengan mengatakan bahwa meskipun akan terdiri dari para ahli, para menteri itu ditunjuk oleh kelompok-kelompok politik yang mereka tuduh sebagai sumbers masalah Lebanon. Gerakan protes bersikeras bahwa pemerintah dibentuk dari para teknokrat independen.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home