Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 21:43 WIB | Senin, 30 Desember 2013

Pemilu 2014 Diperkirakan Dikuasai Tiga Blok

Joko Widodo bersama dengan Boni Hargens (kanan) dalam acara diskusi Kaleidoskop Politik 2014: Tiga Blok Utama, Senin (30/12). (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens memperkirakan Pemilu 2014 akan dikusasi oleh tiga blok atau poros kekuatan politik yang terjalin berdasarkan hasil suara pemilihan umum legislatif, dan perolehan suara segelintir partai politik tertentu yang dominan.

"Terdapat tiga blok yakni Blok J atau blok Jokowi milik PDI Perjuangan, kemudian blok P dimiliki Prabowo dan Partai Gerindra dan blok X yang dikuasai Partai Golkar, namun belum jelas siapa sosok yang akan maju di blok X," kata Boni di Jakarta, Senin (30/12) dalam diskusi berjudul Kaleidoskop Politik 2014: Tiga Blok Utama.

Ketiga blok tersebut, ujar Boni, berdasarkan syarat ambang batas pencalonan Presiden sebanyak 20 persen perolehan kursi di DPR atau 25 persen suara nasional. 

Kemudian juga, Boni menggunakan hipotesis bahwa dukungan publik terhadap partai tidak akan menyebar merata, tapi hanya akan terkumpul di beberapa partai politik besar saja.

Blok pertama diprediksikan akan dikuasai Joko Widodo dan partainya PDI Perjuangan.

"Meskipun Jokowi belum dinyatakan sebagai calon Presiden, yang jelas sentimen publik tentang Jokowi sebagai capres akan menjadi kekuatan terbesar untuk kelompok nasionalis seperti PDI P dan Nasdem," ujar Boni.

Blok yang dikuasai Jokowi, lanjut Boni, akan menarik Partai Nasdem besutan Surya Paloh. Pasalnya, Nasdem sejak lama telah menunjukkan prinsip politiknya yang sejalan dengan karakter dan gaya kepemimpinan Jokowi dan PDI P. 

Selain itu, Surya Paloh dianggap akan mengalah untuk tidak memaksakan diri maju sebagai capres.

"Ide Nasdem yang menjadikan rakyat sebagai subjek juga telah sejalan dan menjadi gaya kepemimpinan Jokowi," ujarnya.

Blok kedua adalah Blok Prabowo, yang juga Ketua Dewan Pembna Partai Gerindra. Gerindra dengan pasangan koalisinya akan memiliki kekuatan besar karena memiliki kekuatan basis ideologi dan figur pemimpin. 

Gerindra dalam koalisi ini akan menjadi kekuatan politik terbesar kedua. Gerindra akan sejalan dengan partai-partai tengah lainnya yang memiliki kekhawatiran tidak dapat memenuhi syarat ambang batas pencalonan Presiden.

Boni memperkirakan Partai Demokrat masuk ke koalisi ini, begitu juga dengan PAN dan PKB.

"Demokrat lebih mudah masuk ke blok ini, karena jika dia ingin ke PDIP, PDIP sendiri kan partai kuat calon pemenang Pemilu, maka resistensinya akan kuat," ujar Boni.

Blok ketiga adalah kekuatan koalisi yang didominasi Golkar. Namun koalisi ini akan sulit menentukan calon Presiden, karena bakal capres Golkar, Aburizal Bakrie, masih diragukan elektabilitasnya.

"Apalagi di tingkat basis, Golkar belum solid soal Aburizal," ujarnya. Boni memerkirakan PKS, PPP, PBB akan bergabung ke koalisi ini.

"Sedangkan Hanura masih di persimpangan. Dia akan ke Gerindra jika mementingkan sosok Harry Tanoe di Hanura yang memiliki banyak media. Namun, jika mementingkan pertimbangan Wiranto, Hanura akan ke PDIP atau Golkar karena Hanura lebih luwes berkomunikasi politik dengan Aburizal atau Megawati dibanding Prabowo," ujarnya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home