Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 12:48 WIB | Kamis, 02 Februari 2017

Pemimpin Gereja ke Trump: Imigran Berharga di Mata Tuhan

Ilustrasi. Sejumlah warga melakukan unjuk rasa menentang kebijakan Presiden baru Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap Muslim. (Foto: rappler.com)

WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Malam sebelum Donald Trump menghadiri acara tahunan National Prayer Breakfast sebagai seorang presiden, sebanyak 800 pemimpin Kristen mengajukan petisi kepada Trump "mengingatkan bahwa pengungsi dan imigran merupakan pribadi yang berharga dan memiliki nilai sakral di mata Tuhan".

“Kami berdoa agar Trump menggunakan jabatannya untuk menyatukan, dan tidak sekadar mengumbar retorika dan kebijakan yang dapat merendahkan martabat manusia,” bunyi petisi yang ditandatangani oleh pendeta Kristen, profesor dan para pemimpin lainnya dari Alaska hingga Florida dari latar belakang Katolik dan Protestan, termasuk United Methodist Church, Gereja Episkopal dan United Church of Christ.

Petisi itu dibuat oleh Faith in Public Life, sebuah kelompok pembela keadilan sosial yang berbasis di Washington D.C. Petisi ini sejalan dengan keprihatinan dan ketidaksenangan kelompok-kelompok agama lainnya atas keputusan Presiden Trump tentang pengungsi, imigran dan pembangunan tembok perbatasan.

“Kebesaran kita sebagai bangsa tidak pernah diukur oleh kekuatan militer atau tingginya harga saham kita di pasar. Luasnya nilai-nilai dan komitmen untuk kebaikan bersama adalah yang menentukan Amerika Serikat berharga di mata dunia. Satu orang, tidak peduli jabatan atau latar belakangnya, dapat menyebabkan atau mengubah bangsa kita,” bunyi petisi tersebut.

“Jangan sampai ada orang Kristen yang melarang pengungsi dari negara-negara Muslim, apalagi membuat fitnah tentang imigran, dan pencabutan jaminan kesehatan,” kata Direktur Eksekutif Network Lobby for Catholic Social Justice, Suster Simone Campbell yang juga membubuhkan tanda tangan dalam petisi tersebut.

“Saya minta Presiden Trump supaya menerapkan nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari,” kata Campbell.

National Prayer Breakfast merupakan acara tahunan yang digelar anggota Kongres Amerika Serikat setiap Kamis pertama bulan Februari di Washington D.C. Acara makan pagi ini merupakan forum bagi elit politik, sosial, dan bisnis untuk menjalin dan saling membangun hubungan dan telah rutin digelar selama enam dekade. (religionnews.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home