Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 14:34 WIB | Minggu, 02 Februari 2014

Penelitian Terbaru Perilaku Irasional Penggemar Tim Olahraga

Ilustrasi kemenangan tim favorit. (Foto: theblaze.com)

SATUHARAPAN.COM – Profesor psikologi dari University of Massachusetts Amhers, Susan Krauss Whitbourne, yang mempelajari fandom dalam psikologi olah raga menjelaskan, penggemar berat atau fans cenderung menjelekkan pendukung tim rival. Pada saat yang sama, para penggemar suatu tim dapat membentuk ikatan irasional dengan orang yang bahkan tidak mereka kenal, hanya karena mereka pendukung tim yang sama.

Ada identifikasi pribadi yang mendalam dengan pemain sehingga memiliki efek terhadap suasana hati dan perilaku fans, demikian menurut Whitbourne. Istilah penggemar sejati adalah orang yang tidak pernah melewatkan pertandingan dan tahu statistik setiap pertandingan.

Penelitian menunjukkan ada hubungan terhadap kesehatan mental, bagi seorang penggemar berat, tim favoritnya lebih dari sekadar organisasi olahraga dan permainan yang mereka saksikan lebih dari sekedar kontes olahraga.

Tetapi, jika permainan terus mengalami kekalahan, dapat dengan mudah berefek lebih negatif pada suasana hati dan perilaku seorang penggemar. Penggemar berat benar-benar terbungkus dalam apa yang terjadi dengan tim favorit mereka. Jika tim favorit menang, mereka gembira, tetapi jika kalah, mereka mungkin benar-benar merasa dikecewakan secara emosional.

Ketika tim favorit kalah, penggemar berat bisa merasa dikhianati, bahkan mungkin menyerang dengan kemarahan. Penggemar merasa seolah-olah telah kehilangan sesuatu yang dekat dengannya.

Tetapi setelah tim favoritnya kalah terus-menerus, terdapat juga dua kemungkinan lain sebagai efeknya. Pertama, penggemar akan berpikir ada harapan timnya menang tahun depan. Kedua, mereka bisa saja beralih menjadi penggemar tim lain.

Tim Favorit Kalah dan KDRT

Beberapa penelitian menemukan kaitan antara perasaan kecewa setelah tim favoritnya kalah dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sebuah penelitian di tahun 2011 mencatat bahwa KDRT  yang disurvei dari departemen kepolisian di beberapa negara yang berbeda, menemukan bahwa ada peningkatan 10 persen laporan kasus KDRT dalam beberapa jam setelah kekalahan sebuah tim sepak bola.

Tidak hanya itu, jumlah laporan melalui telepon meningkat dua kali lipat ketika suatu tim kalah dari rivalnya. Tentu saja, alkohol memiliki kemungkinan terhadap reaksi tersebut, tetapi mereka juga didukung oleh fenomena psikologis dan sosial sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya yang disebut bias ingroup-outgroup (pendukung tim favorit dan pendukung tim rival).

Harapan Besar Fans Terhadap Atlet

Atlet sendiri dipengaruhi juga oleh loyalitas, sementara antusiasme dan sorak-sorai penonton dapat menginspirasi para pemain itu. Penelitian menunjukkan ketika kemenangan menjadi ajang pertaruhan yang tinggi dalam suatu kejuaraan, sebuah tim cenderung terhambat jika mereka bermain di kandang sendiri dan di depan fans mereka yang berharap besar terhadap kemenangan mereka. Tidak heran, tekanan harus menang itulah yang sering menghambat pemain untuk melakukan yang terbaik.

Itulah alasan pentingnya memainkan permainan olah raga di wilayah netral. Namun bukan berarti emosi dari pendukung tidak bisa menjadi rusuh, tapi setidaknya sebagian besar dari mereka akan memiliki jarak dan waktu untuk membiarkan apapun hasilnya. (healthland.time.com)

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home