Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 16:10 WIB | Selasa, 28 Januari 2014

Penelitian Terbaru: Musik Tidak Meningkatkan Kecerdasan Anak

Ilustrasi musik. (Foto: medicaldaily)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Bertentangan dengan pendapat yang sudah diakui seluruh dunia, bahwa musik meningkatkan kecerdasan anak, sebuah studi baru dari tim penelitian Harvard University mematahkan gagasan yang paling dipercaya di Amerika Serikat (AS) ini.

Selama ini, mereka yang mahir bermusik dipercaya mendapat keuntungan dalam peningkatan kemampuan untuk fokus, berdisiplin dan kecerdasan.Namun, para peneliti Harvard baru-baru ini menemukan hasil sebaliknya  pada anak yang diteliti sejak 2013. Musik tapi tidak berpengaruh pada peningkatan kemampuan kognitif.

Efek Mozart menjadi budaya yang begitu terkenal sejak tahun 1993, ketika para peneliti dari University of California, Irvine menemukan dorongan kapasitas spasial terhadap penalaran anak-anak setelah mendengarkan musik klasik. Meskipun berlangsung 15 menit atau lebih, efek ini disebut-sebut sebagai dorongan yang berkelanjutan untuk kecerdasan pada umumnya.

 “Lebih dari 80 persen orang dewasa di Amerika berpikir bahwa musik meningkatkan nilai anak-anak. Bahkan dalam komunitas ilmiah sekalipun, ada keyakinan umum bahwa mempelajari musik penting untuk alasan-alasan ekstrinsik, tapi sedikit sekali bukti yang mendukung gagasan bahwa mengambil kelas musik bisa meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak.” ungkap salah satu peneliti Samuel Mehr, akhir tahun lalu.

Untuk saat ini, hanya beberapa puluh penelitian yang telah meneliti manfaat belajar musik terhadap kondisi mental. Penelitiannya rata-rata hampir semuanya menggunakan metode kontrol random/acak, yang dirancang untuk mengisolasi efek kausal.

Dari lima penelitian, hanya satu yang menunjukkan efek positif, namun hasil itu tetap diperhitungkan. Jelas sekali bahwa tingkat kecerdasan (IQ atau intelligence quotient) yang muncul misalnya dalam sebuah data statistik, frekuensi tertinggi yang muncul pada grafik hanya 2,7 poin. Menurut tim peneliti, hal itu hampir tidak berarti apa-apa dalam statistik.

Efek Mozart

Gubernur Negara Bagian Georgia, Zell Miller pada tahun 1998 mengeluarkan anggaran lebih dari 100.000 US dolar, untuk memberikan rekaman musik klasik pada setiap anak di negara bagian tersebut.

Sebuah penelitian terkenal yang pernah diterbitkan di jurnal Nature tidak pernah mengukur kecerdasan, melainkan hanya meminta anak-anak untuk menyelesaikan subbagian dari Tes Kecerdasan Binet-Stanford. Penelitian neurologis efek Mozart terhadap pikiran itu sendiri sebenarnya berasal dari kajian teoritis seorang psikolog ternama, Howard Gardner.

Gardner pertama kali memperkenalkan teori multiple intelligence dalam bukunya tahun 1983, Frames Of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Teori dalam buku tersebut mengatakan kecerdasan otak manusia sebagian besar terkotak menjadi tujuh domain utama, di antaranya meliputi kapasitas mental, termasuk di dalamnya kecerdasan spasial dan kecerdasan bermusik.

“Kajian eksperimental penelitian ini kebanyakan dilakukan pada anak masa pertumbuhan. Dari puluhan penelitian yang diterbitkan hanya sedikit bukti bahwa musik membuat anda lebih pintar,” kata Mehr.

Uji Coba Lagi

Mehr dan rekan-rekannya kemudian mencoba untuk melakukan kembali penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature itu, dengan merekrut 45 orangtua dan anak-anak yang setengah dari mereka telah menerima pelatihan musik sebelumnya. Sekali lagi, tidak ada efek ditemukan. Hal ini mendorong Mehr menghapuskan pelatihan musik di sekolah-sekolah.

“Musik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan, kami tidak ingin mengajarkan anak-anak menjadi Shakespeare, karena mungkin mereka bisa berbuat lebih baik pada bidang lainnya.  kami melakukannya karena kami percaya Shakespeare adalah penting.”

“Sepanjang sejarah manusia, musik telah mewakili kualitas integral antara manusia dengan hewan. Musik merupakan kesamaan yang ada dalam setiap budaya di dunia. Meskipun mendengarkan Mozart mungkin tidak membuat anak-anak lebih pandai, tentu saja tidak ada salahnya mendengarkan musik klasik. (medicaldaily.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home