Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:29 WIB | Minggu, 10 Mei 2015

Pengamat: Jokowi Bahaya jika Perlambatan Ekonomi Diikuti Ketidakstabilan Politik

Pameran hasil pangan Indonesia di Jakarta Food Security Summit - 3 di JCC Senayan , Jakarta Pusat pada Februari 2015 lalu. (Foto: Dok satuharapan.com/ Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat ekonomi Monica Wihardja dari Universitas Indonesia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah mengkhawatirkan. Selain karena faktor ekonomi yang sedang melemah juga karena gonjang-ganjing politik yang tidak menentu.

“Yang saya takut itu adalah mungkin kalau ekonomi melemah itu masih oke, tetapi ekonomi melemah dicampur dengan politik yang masih gonjang-ganjing itu bahaya. Pemerintah harus segera melakukan konsolidasi. Ini masa di mana kita harus serius,” kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (9/5),

“Harga beras kita itu hampir dua kali harga internasional dan bisa dibilang beras itu bukan hanya komoditas biasa. Ini komoditas sosial dan politik.”

Menurutnya, fluktuasi harga komoditas pangan terutama beras harus terkendali dan jika kebutuhan pokok itu sulit dijangkau masyarakat karena harga melonjak maka akan berdampak negatif pada kondisi sosial dan politik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada April 2015 perubahan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun sebesar 8,74 persen (m-to-m) menjadi Rp 4.106,73 per kilogram. Di bulan yang sama, harga beras di tingkat penggilingan juga turun sebesar 7,53 persen menjadi Rp 4.187,27 per kilogram.

Harga GKP tertinggi sebesar Rp 9.000 per kilogram di Kalimantan Tengah dan terendah Rp 3.000 per kilogram di Jawa Timur. Sementara itu, harga beras medium di tingkat penggilingan pada April 2015 sebesar Rp 8.597,64 per kilogram atau turun 7,53 persen (m-to-m) yang sebesar Rp 9.298,25 per kilogram. (voaindonesia)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home