Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:17 WIB | Jumat, 11 April 2014

Penjualan Mobil di Indonesia Lampaui Thailand

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesia siap menyalip Thailand sebagai pasar mobil terbesar di Asia Tenggara mulai awal tahun ini. Peningkatan ini karena bertambahnya kelas menengah di Indonesia dan tumbuhnya permintaan kendaraan ramah lingkungan (LCGC).
 
Berdasar data penjualan mobil dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikeluarkan hari Kamis (10/4), penjualan mobil di Indonesia yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada pada bulan Maret 2014 naik 17,8 persen dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya. 
 
Penjualan tiga besar berturut turut disumbang oleh Toyota Motor Corp, Daihatsu Motor Co Ltd dan Mitsubishi Motors Corp.
 
Kenaikan penjualan bulan Maret ini lebih dari dua kali lipat dari pertumbuhan tahunan sebesar 8,3 persen, sedangkan data terbaru dari Federasi Industri Thailand menunjukkan di bulan yang sama penjualan mobil di Thailand turun 45 persen dari persentase penjualan tahunan.
 
Indonesia sekarang menjadi sasaran produsen mobil untuk meningkatkan keuntungan dengan memperluas pabrik mereka jauh dari Thailand yang mengalami ketidakpastian politik dan dampak banjir tahun lalu telah memukul permintaan domestik dan memperburuk prospek ekonomi.
 
"Mitra kami melihat dua negara besar. Thailand dan Indonesia mungkin karena alasan populasi," Prijono Sugiarto, chief executive PT Astra International mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
 
"Saat ini Indonesia semakin populer. Kami dipandang sebagai salah satu negara paling potensial di Asia Tenggara," kata Sugiarto.
 
Konsumsi dalam negeri menyumbang lebih dari setengah dari perekonomian Indonesia, dimana Bank Indonesia (BI) menargetkan tumbuh mencapai antara 5,5 dan 5,9 persen tahun ini, salah satu pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Indonesia merupakan negara keempat dalam jumlah penduduk di dunia, dengan sekitar 240 juta jiwa.
 
Ambisi Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur regional, bagaimanapun dapat terhambat oleh menurunnya infrastruktur yang semakin tidak memadai dan penyediaan energi yang kurang stabil akibat dekade investasi dan birokrasi.
 
Menurut kementerian ESDM bulan lalu, Indonesia berencana menambah hingga 60 gigawatt kapasitas listrik untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan akan hampir dua kali lipat di tahun 2022, yang dibutuhkan untuk total US$ 125.200.000.000 nilai investasi nasional.
 
Thailand
 
Penjualan kendaraan di Thailand diperkirakan turun 11,7 persen menjadi 1.175.000 pada tahun 2014 akibat gejolak politik dan ketidakpastian pasca pemilu, menurut Frost & Sullivan sebuah perusahaan riset pasar dan konsultan industri.
 
Sedangkan penjualan di Indonesia, diproyeksikan akan meningkat sebesar 6,5 persen menjadi 1,31 juta mobil selama periode yang sama.
 
Penjualan mobil Thailand melambat pada kuartal pertama 2014, bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran atas kerusuhan politik, khususnya di pusat ekonomi di Bangkok, kata Gustavo Colossi, wakil presiden penjualan dan pemasaran General Motors untuk Asia Tenggara.
 
"Sementara itu, penjualan otomotif di Indonesia cukup sehat selama periode yang sama, dan kami berharap bahwa akan berdampak positif secara keseluruhan pada penjualan tahunan di negara itu dan di kawasan itu," tambah Colossi.
 
Beberapa produsen mobil, bagaimanapun ingin bertahan dengan mengawasi kemerosotan di Thailand karena mereka masih melihat potensi pertumbuhan jangka panjang dalam perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara dan bangsa yang merupakan rumah bagi 67 juta orang.
 
"Kakayaan dan potensi pertumbuhan ekonomi negara itu tidak bisa dianggap remeh oleh gangguan sementara," kata Hiroyuki Yoshimoto, presiden Nissan Motor Thailand.
 
Nissan produsen mobil Jepang melihat Thailand sebagai basis regional strategis untuk produksi serta penelitian dan pengembangan, dengan pabrik kedua diharapkan akan selesai dibangun tahun ini. (reuters.com)

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home