Peringatan Hari Santri Nasional Digelar di Monas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengajak seluruh santri di Indonesia untuk kembali berjihad patriotisme dalam mengelola negara. Pernyataan itu disampaikan saat membuka upacara Hari Santri Nasional yang digelar di lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat hari Sabtu (22/10).
“Kami semua merindukan resolusi jihad patriotisme seperti sejarah para santri dalam mengusir penjajahan di Indonesia. Dan saat ini kita berjihad melawan kemiskinan dengan membangun dan mengelola ekonomi, serta antikorupsi, dan antiradikalisme serja menjaga keuntuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Said saat memberikan kata sambutan.
Said menambahkan bahwa saat ini masyarakat telah bosan mendengarkan korupsi terjadi di mana-mana. Masyarakat lelah dengan keadaan ekonomi yang sulit dan tidak berdaulat di hadapan negara besar. Belum lagi persoalan narkoba yang dapat menghancurkan generasi penerus bangsa.
"Maka dari itu, saya mengajak kepada seluruh santri dari Timur sampai Barat untuk menggelorakan semangat patriot dengan berjihad melawan itu semua, bukan dengan kekerasan. Mengenai gerakan radikalisme dan kekerasan yang selama ini telah mencoreng nama Islam atas kelompok radikal ISIS saya ingatkan sekali lagi, bahwa ISIS bukan Islam," kata dia.
Peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di lapangan Monas setidaknya diikuti sekitar 55 ribu santri dari berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Tahun ini merupakan tahun kedua Hari Santri Nasional diselenggarakan setelah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Hari Santri Nasional bertajuk “Merajut Kebhinnekaan dan Kedaulatan Indonesia” dihadiri oleh sejumlah tamu undangan di antaranya, Menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pendeta Henriette T. Hutabarat, Sekretaris Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Edy Purwanto, Ketua Umum Matakin Uung Sendana, Jaya Suprana, dan juga organisasi masyarakat (Ormas) Islam dari berbagai wilayah.
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...