Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 13:53 WIB | Selasa, 28 Januari 2014

Peringatan Holocaust: Racun Genosida Masih Mengalir

Peringatan Holocaust: Racun Genosida Masih Mengalir
Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengunjungi bekas kamp konsentrasi Nazi Jerman di Auschwitz - Birkenau, Polandia, tempat pembantai jutaan orang Yahudi. (Foto-foto: un.org)
Peringatan Holocaust: Racun Genosida Masih Mengalir
Konflik sektarian di Afrika Tengah bisa menjadi genosida yang mengerikan.
Peringatan Holocaust: Racun Genosida Masih Mengalir
Sepatu para korban pembantaian di Auschwitz - Birkenau.

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Peringatan Holocaust Nazi dilakukan untuk memberi peringatan bahwa racun genosida masih mengalir. Hari Senin (27/1) Markas Besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York menggelar upacara yang mengenang pembunuhan sistematis kepada sekitar enam juta Yahudi oleh Nazi Jerman.

"PBB didirikan untuk mencegah horor seperti itu terjadi lagi. Namun tragedi dari Kamboja ke Rwanda, ke Srebrenica menunjukkan bahwa racun dari genosida masih mengalir," kata Sekjen PBB, Ban Ki-moon.

PBB mengadalan upacara itu setiap tahun pada 27 Januari menandai, tanggal dimana kamp konsentrasi Auschwitz - Birkenau, salah satu dari kamp pemusnahan massal oleh Nazi Jerman dibebaskan pada tahun 1945.

Intoleransi

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, memperingatkan semua orang yang menyangkal bahwa Holocaust terjadi, atau yang terlibat dalam anti Semitisme dan bentuk lain dari intoleransi agama, ras atau etnis atau diskriminasi.

Dia juga mengingatkan penting untuk memahami perilaku mana yang dapat menyebabkan tragedi itu. "Setiap tahun,... kita mengambil waktu untuk mengingat korban Holocaust dan untuk merefleksikan bagaimana hal itu terjadi, dan bagaimana dunia pada umumnya menjadi uram karena gagal mencegahnya,” kata dia.

Perempuan asal Agrika Selatan yang merasakan diskriminasi pada masa pemerintahan apparteid itu  menegaskan, “Holocaust sebagai pengingat bahaya diskriminasi dan intoleransi, dan betapa kuat dan mematikan hasutan untuk kebencian rasial." Dia menekankan keharusan bereaksi cepat dan tegas mengatasi diskriminasi dan kekerasan terhadap individu, karena akan menyebar pada seluruh masyarakat.

Pillay menyebutkan, api kebencian dan penganiayaan meningkat di beberapa negara dan masyarakat, di ladang-ladang pembantaian di Kamboja, di hutan-hutan Srebrenica di Bosnia dan Herzegovina, dan bukit-bukit di Rwanda.

"Bahkan saat ini, di banyak tempat di seluruh dunia, orang-orang yang dianiaya atau diskriminasi karena ras, agama, asal, orientasi seksual mereka atau pandangan politik, seperti di Suriah, Republik Afrika Tengah dan Sudan Selatan, orang dibantai karena dari kelompok mana mereka berasal," kata Pillay.

Saksi Mata

"Kita perlu berhenti menutup mata untuk tanda-tanda peringatan pelanggaran berat hak asasi manusia kapanpun dan di manapun muncul. Yang bisa kita lakukan adalah menghormati semua. Ada  jutaan orang dibunuh secara massal oleh sesama manusia yang berusaha untuk membenarkan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida dengan terinspirasi dan propaganda filsafat politik kebencian,” kata dia.

Di antara yang hadir dalam peringatan itu adalah Rena Finder, korban selamat tragedi Holocaust yang namanya muncul di Daftar Schindler (yang menjadi judul film Steven Spillberg, Schindler List). Dia bersaksi dan mengatakan pentingnya "mendorong orang muda untuk lebih menerima orang lain dan belajar dari kekejaman yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi dan minoritas lainnya selama Holocaust."

Sementara Spielberg mengatakan bahwa pendidikan adalah hal terbesar yang PBB bisa lakukan untuk mencegah genosida  terjadi kembali dengan menyebarkan kesaksian pada saksi mata. (un.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home