Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 05:33 WIB | Rabu, 07 Oktober 2015

Perubahan Iklim Harus Disikapi Bersama

Sekretaris Jenderal World Student Christian Federation (WSCF), Sunita Sumati (ketiga dari kanan) saat pembukaan Training For Trainers Human Right Justice and Peace (HRJP) hari Selasa, (6/10) di Auditorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Asap yang melanda sebagian besar wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan, bahkan sekarang hingga mencapai Singapura, Malaysia, dan Thailand sesungguhnya merupakan bagian kecil dari masalah perubahan iklim. Kecemasan tentang perubahan iklim merupakan masalah yang harus disikapi bersama-sama tidak bisa hanya oleh kaum muda di satu negara tetapi juga di banyak negara.

“Perubahan iklim sangat penting untuk disikapi bersama, karena tidak hanya Indonesia yang mengalami perubahan iklim tetapi juga dunia,” kata Sekretaris Jenderal World Student Christian Federation (WSCF), Sunita Sumati  saat memberi kata sambutan di pembukaan Training For Trainers (TOT), Human Right Justice and Peace (HRJP) dengan Tema Eco Justice, hari Selasa, (6/10) di Auditorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat.

Sunita mengatakan bahwa perubahan iklim merupakan satu hal yang tidak hanya dipikirkan solusinya, tetapi harus ada kesadaran dari berbagai negara tentang keadilan ekologis.

“Harus ada kesepakatan bersama bahwa lingkungan tidak bisa dieksploitasi berlebihan,” kata Sunita.

Sunita mengatakan tema tentang perubahan iklim dan keadilan lingkungan sesungguhnya adalah tema yang sangat menantang karena keadilan ekologis berarti melihat seluruh mahkluk hidup sebagai keutuhan ciptaan Tuhan.

“Saat ini generasi muda Asia ditantang untuk melakukan transformasi sosial tidak hanya di sini saja (benua Asia, red) tapi juga di seluruh dunia mencoba berkolaborasi, dunia menjadi tempat yang sangat berafiliasi dan bekerja secara konstruktif,” dia menambahkan.

Dalam acara pembukaan TOT HRJP turut hadir Anggota Komisi V DPR RI Michael Wattimena, Mantan Sekretaris Umum GMKI Pdt. Audy Wuisang, Sekretaris Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Billy Indra, Wakil Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Krise Gosal, Ketua Umum PP GMKI Ayub Manuel Pongrekun, sejumlah perwakilan GMKI dari berbagai Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Cabang (DPC), dan para peserta dari World Student Christian Federation (WSCF).

Keadilan Ekologis Tidak Bisa Diremehkan

Sunita menambahkan bahwa keadilan ekologis bukan perkara yang mudah diremehkan karena menurut dia keadilan ekologis berhubungan dengan bencana yang terjadi karena faktor lingkungan, selain adanya bencana alam di Indonesia.

Sunita memberi nasihat bahwa seluruh pemuka agama maupun organisasi kepemudaan bersatu padu untuk rutin membahas dan mengerjakan perubahan iklim.  “Saat ini banyak generasi di indonesia yang kurang paham bahwa bencana alam sangat berbahaya dan  tidak konstruktif,” dia menambahkan.

“Seluruh isu perubahan iklim adalah tentang keadilan, walau situasinya terkadang tidak adil, contohnya  kita harus membayar mahal terhadap upaya pelestarian lingkungan, tapi di sisi lain  banyak proses industri yang menghasilkan produk berbudaya instan dan dengan mudahnya merusak lingkungan,” kata Sunita.

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home