Loading...
EKONOMI
Penulis: Dany Brakha 16:22 WIB | Senin, 24 Juni 2013

Petani, Sang Pejuang Ekologi Tanah

Romo Vincentius Kirdjito (foto: Dany Brakha)
KARANGDOWO, SATUHARAPAN.COM - Petani adalah pejuang ekologi tanah. Pernyataan ini disampaikan oleh Romo Vincentius Kirdjito pada satuharapan.com dalam diskusi bersama Kelompok Tani Manunggal Lestari, di Klaten, Jawa Tengah. Acara yang dikemas oleh Yayasan Kristen Trukajaya ini berwujud dalam sebuah pelatihan bertajuk “Membangun Kelembagaan Organisasi Tani Desa Karangwungu”. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, mulai Senin 24 Juni hingga Selasa, 25 Juni besok.
 
Kegiatan semacam ini ditujukan untuk membangkitkan kesadaran bahwa rakyat secara umum dan petani khususnya adalah bagian dari masyarakat agraris di Indonesia. Harapannya, dengan adanya acara ini, petani dapat dikuatkan dalam mengatasi tantangan pada waktu yang akan datang.
 
Kirdjito yang pernah mendapatkan Maarif Award pada 2010 menyampaikan bahwa para petani kiranya bangga menjadi bagian masyarakat agraris di Indonesia. Bagi dia, wujud tresno kalih (perhatian kepada) tanah adalah dengan membebaskan sawah dari praktek monokultur atau hanya ditanami satu jenis tanaman yaitu padi.”
 
Disinilah kemudian diperlukan multikultur yang berarti menanam beberapa jenis tanaman pada sebidang lahan yang sama. Hal ini bermanfaat bagi tanah untuk memulihkan kandungan-kandungan unsur hara.
 
Hal ini dibenarkan oleh seorang peserta, Suratman yang mengatakan, “jaman biyen, nek ketigo sawah kui dilereni (jaman dahulu, ketika musim kemarau sawah itu tidak ditanami.” Sebagai penggagas Gerakan Masyarakat Cinta Air (GMCA), dia menambahkan bahwa kesuburan sawah dapat dilihat dari adanya kunang-kunang yang hidup di sana. Oleh karena itu ikatan petani dengan tanah akan menjadikan dirinya pejuang ekologi tanah.
 
Multikultur tidak mengurangi pendapatan petani, justru sambil bertani keterampilan seperti nukang atau ternak juga dapat menjadi penghasilan tambahan. “kula setuju organik iku samben, ning sing tenanan, (saya setuju bertani organik itu menjadi sambilan, tetapi harus ditekuni),” tutur Kirdjito.

Editor : Wiwin Wirwidya Hendra


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home