PGI: Natal di NTT Peluang Jokowi Hadiri Pergumulan Rakyat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menilai kesediaan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menghadiri perayaan Natal bersama tingkat nasional di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), hari Senin (28/12) mendatang, merupakan bukti nyata kehadiran pemerintah di tengah kehidupan masyarakat dalam berbagai pergumulan khusus.
PGI pun mengapresiasi langkah tersebut. "Ini akan menjadi suatu kesempatan di mana Bapak Presiden hadir di tengah kehidupan masyarakat dengan pergumulan-pergumulan yang khusus. Kita tahu baru saja terjadi bencana alam di Alor dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat di NTT, khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi," ucap Ketua Umum PGI, Henriette Tabita Hutabarat Lebang, dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12).
Dia pun yakin, kehadiran Presiden Jokowi di Kota Kupang Provinsi NTT nanti akan memberikan makna mendalam bagi masyarakat. Selain itu, kedekatan Presiden Jokowi dengan rakyat NTT juga akan menghadirkan solusi terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kehadiran Bapak Presiden pasti akan sangat berarti bagi masyarakat di NTT," katanya.
Sebab, kata Henriette, tema Natal bersama tingkat nasional yang akan diselenggarakan PGI bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tahun 2015 ini adalah "Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah." Tema itu terinspirasi oleh makna yang terkandung pada Kitab Kejadian 9:16, yakni Allah membarui perjanjianNya, sebuah perjanjian keselamatan dengan seluruh ciptaanNya, dan segenap keluarga Allah.
"Peristiwa Natal mengingatkan kita kembali untuk hidup sebagai keluarga Allah yang dituntun oleh pelangi kasih. Penyelamatan Allah adalah untuk seluruh ciptaan dan tandanya adalah pelangi sebagai simbol bahwa ada harapan," tuturnya.
Editor : Bayu Probo
WHO dan 50 Negara Peringatkan Serangan Ransomware pada Rumah...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sekitar 50 negara mengeluarkan peringatan ...