Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 23:09 WIB | Sabtu, 20 Juni 2015

PIKI Harus Perjuangkan Masyarakat Dalam Keadilan dan Kebenaran

PIKI Harus Perjuangkan Masyarakat Dalam Keadilan dan Kebenaran
Pdt. Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan memberi khotbah di acara Ibadah Syukur dan Serah Terima Jabatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PIKI, yang berlangsung di Lantai 6 Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika, Jakarta, Sabtu (20/6). (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
PIKI Harus Perjuangkan Masyarakat Dalam Keadilan dan Kebenaran
Ketua Umum PIKI, Baktinendra Prawiro (kiri) dan mantan Ketua Umum PIKI periode sebelumnya, Dr. Cornelius D. Ronowidjojo (kanan) beberapa saat setelah melakukan penandatanganan kesepakatan dan kesepahaman pengurus baru PIKI.
PIKI Harus Perjuangkan Masyarakat Dalam Keadilan dan Kebenaran
Mantan Sekretaris Jenderal PIKI, Sterra Pieterz (kemeja hitam) menyematkan pin organisasi ke Audy WMR Wuisang Sth.Msi, Sekretaris Jenderal PIKI yang baru (kanan).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pdt. Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan menekankan supaya Persekutuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) sebagai lembaga yang ingin memiliki peran strategis bagi perjalanan gereja, bangsa, dan masyarakat harus memperjuangkan permasalahan di masyarakat dalam keadilan dan kebenaran.

“Mencermati kondisi Indonesia yang saat ini senantiasa dalam situasi yang selalu mudah berubah-ubah dalam sosial, politik, dan ekonomi. PIKI harus tepat dalam membahas dan memperjuangkan keadaan masyarakat,” kata Pdt. Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan mantan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Sekum PGI) dalam khotbah Ibadah Syukur dan Serah Terima Jabatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PIKI, di Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika, Jakarta, Sabtu (20/6).  

Pdt. Soritua melandasi khotbahnya dari Amsal 14:34 yang berbunyi,“kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.”

Dia menjelaskan bahwa makna ayat tersebut supaya umat Kristen dalam lingkup besar maupun kecil harus menjaga kebenaran. Dan bahwa kebenaran sangat erat kaitannya dengan keadilan di tengah-tengah masyarakat, menurut dia saat ini kebenaran banyak disalahartikan karena keadilan dan kebenaran tidak berpihak bagi kaum tertindas.

“Keadilan dan kebenaran yang dibawa PIKI jangan hanya sebatas pietisme,” kata dia.

Pietisme berasal dari bahasa Latin pietas yang artinya “kesalehan”. Menurutnya keadilan dalam makna pietisme yakni keadilan yang semu hanya sebatas dalam gereja atau terbatas tempat ibadah saja, dan tidak ada wujud nyata di tengah-tengah masyarakat.

“Saat ini kita dalam kondisi sangat kontras, kita bisa lihat kalau banyak negara di dunia menyorot kita sebagai negara yang rajin beribadah dan orang Indonesia adalah umat religius,” kata dia.

“Tetapi di berbagai koran atau media yang ada saat ini malah semakin banyak berita tentang ketidakadilan di keagamaan, ini tidak hanya di Indonesia, tetapi di Indonesia, ini yang harus menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi PIKI,” dia menambahkan.

Serah Terima Kepengurusan PIKI Lama ke Pengurus Baru

Setelah ibadah syukur yang dipimpin Pdt. SAE Nababan, acara dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari kepengurusan PIKI periode 2005 - 2010 ke pengurus baru masa jabatan 2015 - 2020.

Acara serah terima diawali dengan pembacaan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, kemudian pembacaan isi nota kesepakatan dan kesepahaman tentang susunan pengurus PIKI yang baru secara simbolis yakni ditandai dengan penyematan lencana organisasi dari Ketua Umum yang lama, Dr. Cornelius D. Ronowidjojo ke ketua umum yang baru Baktinendra Prawiro.

Terpilihnya Baktinendra Prawiro Sebagai Ketua Umum

Pada akhir Maret 2015 Baktinendra Prawiro Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pimpinan Pusat PIKI terpilih menjadi ketua umum PIKI periode 2015-2020. Dalam Kongres dan Konsultasi Nasional V PIKI di Jakarta, Baktinendra terpilih secara aklamasi untuk menggantikan Dr. Cornelius D. Ronowidjojo yang habis masa jabatannya.

Usai terpilih Baktinendra berharap PIKI ke depan menjadi lebih baik bagi bangsa negara dan bagi Gereja Tuhan di Indonesia.

“Semoga Tuhan memberkati upaya kita, semoga Tuhan memelihara kita dan kalau bahasa Al Fatihahnya di jalan yang lurus,” kata Bakti di Kongres dan Konsultasi Nasional V PIKI di Merlynn Park Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3) malam.

Menurut dia, PIKI adalah organisasi yang outputnya ada di dalam karya-karya tulisan dan aktivitas seminar-seminar dengan ide konkret.

“Secara sederhananya itulah PIKI yang kita harapkan bahwa kita membangun PIKI dengan ramah dan kerja sama dengan banyak pihak,” kata dia.

Berikut susunan kepengurusan PIKI periode 2015 - 2020:

Ketua Umum PIKI: Baktinendra Prawiro.

Wakil Ketua Umum: Dr Immanuel Blegur, MSi.

Wakil Ketua Umum: Dr Putri Badikenatita Sitepu SE.MSI.

Ketua Bidang Daya dan Dana: Sahata B Sitompul MBA.

Ketua Bidang Luar Negeri: Edwin J Tanjung.

Ketua Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat: Dr Yulianus Henock S,SH,Msi.

Ketua Bidang Hukum dan HAM: Astro Girsang SH.

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi: Sonya Sinombor, SIP.

Ketua Bidang Oikumenisme dan Lintas Agama: Pdt Wielsma Barauli SSi.Msi.

Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan: Ir David Payung Msi.

Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Bunga Kamase Kobong.

Ketua Bidang Pendidikan SDM: Ir Izaac J.R. Litaay.

Ketua Bidang Politik dan Keamanan: Mamberob Rumakiek Msi.

Ketua Bidang Politik dan Budaya: Worowahyuningtyas.

Seketaris Jenderal: Audy WMR Wuisang Sth.Msi

Wakil Seketaris Jenderal: Ir Herjon Penggabean Msi

Wakil Seketaris Jenderal: Angel Damayanti Msi.

Wakil Seketaris Jenderal: Rudy Sihombing SH.MM

Seketaris: Dra Irene L Simanjuntak MA

Seketaris: Yunus Garaga, Msc.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home