Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:42 WIB | Sabtu, 21 November 2015

PM Malaysia Sebut Pelaku Teror Paris Pengecut

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Abdul Razak dalam pembukaan KTT ASEAN ke-27, hari Sabtu (21/11) di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia. (Foto: AFP)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Serangan teroris yang terjadi di Paris pekan lalu menarik perhatian Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Abdul Razak pada KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur Malaysia, hari Sabtu (21/11).

Pada pertemuan para pemimpin 10 negara ASEAN, Najib mengecam perbuatan yang dilakukan oleh para teroris dan menyebutnya sebagai perbuatan seorang pengecut dan barbar. Dia mengatakan ideologi yang dipakai oleh teroris tidak mencerminkan ras, agama atau keyakinan mana pun.

“Tidak ada satu orang pun di aula ini yang tidak terkejut dan terguncang oleh kejadian yang memuakkan bagi kehidupan manusia dan duka yang menyelimuti keluarga dan masyarakat. Kami ikut berduka dalam kesedihan ini,” kata dia, merujuk pada serangan teror yang terjadi di Paris, Lebanon dan Mali serta pemboman pesawat komersial Rusia di Sinai satu bulan yang lalu.

“Malaysia siap memberikan bantuan dan dukungan yang kami miliki, dan yakinlah kita berdiri di pihak yang sama dalam memerangi kejahatan baru yang menghujat nama Islam,” kata dia sambil menambahkan bahwa teroris harus diadili dengan kekuatan hukum yang penuh.

Dalam kesempatan yang sama, Najib memberi contoh kepada dunia sebuah cara yang berhasil menyatukan perbedaan yang pernah diterapkan di ASEAN dan pernah disebut sebagai “Balkan dari Timur”, yaitu suatu zona besar yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama yang berbeda.

Wilayah ini memang pernah terbelah karena konflik dan ketidakstabilan pada setengah abad yang lalu, tetapi negara-negara di kawasan ini memilih untuk tidak mengambil jalur kekerasan atau perang ekonomi.

“Sebaliknya, kami memilih cara lain,” kata dia.

“Pada tahun 1967 pendahulu kami membentuk asosiasi baru yang telah berkembang menjadi 10 negara dan saat ini kami telah mengalami kemajuan dan bangkit bersama. Cara itu adalah ASEAN.”

Sebagai negara-negara yang memiliki berbagai macam ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, negara ASEAN harus bekerja sama untuk mengatasi perbedaan dan lebih memilih jalan moderat dan harmoni untuk menghadapi konflik. Namun, dalam menghadapi perbedaan tersebut, ASEAN menjadi contoh yang unik bagaimana 10 negara dengan perbedaan di dalamnya dapat membentuk visi bersama.

Langkah itu, adalah hal yang sama untuk mengalahkan ideologi yang disebarkan oleh ekstremis ISIS.

“Maklum, banyak orang ingin melawan ISIS keluar dari tanah yang telah merebut jutaan nyawa rakyat Irak dan Suriah. Tapi solusi militer saja tidak akan cukup,” kata dia.

“Ideologi yang disebarkan oleh ektremis ini yang menyebabkan banyak pembunuhan sadis terjadi dan ini adalah tragedi. Kita tidak boleh melupakan fakta bahwa ideologi itu merupakan kebohongan. Itu yang harus kita kalahkan,” kata dia.

Memiliki pemikiran yang moderat atau wassatiyah adalah salah satu yang bisa dilakukan dunia saat ini untuk solusi menyelesaikan konflik tanpa kekerasan sepanjang sejarah.

“Tidak mudah untuk memiliki pemikiran yang moderat,” kata dia. “Ini adalah konsep yang tertanam di ASEAN Way. Contohnya adalah Malaysia, di mana campuran unik dari agama, etnis tidak bisa memisahkan kita, malah sebaliknya. Inilah yang menyatukan kita,” kata dia.

Pada malam deklarasi komunitas ASEAN – sebuah proyek yang digagas untuk mengintegrasikan 10 anggota di blok ekonomi dan sosial – Najib mengatakan bahwa ASEAN tidak hanya meningkatkan keamanan wilayah saja tapi memiliki dampak keuangan langsung pada negara anggota.

ASEAN telah berhasil menjaga tingkat pengangguran rendah dengan menarik investasi asing langsung yang besar selama beberapa dekade, sedangkan ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah mengurangi tarif bea masuk menjadi hampir nol atau nol untuk perdagangan barang sejak dibentuk pada tahun 1992.

Liberalisasi di bawah MEA diharapkan dapat meningkatkan keseluruhan Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN sebesar tujuh persen pada tahun 2025, yang akan akan mencapai miliaran dolar.

"Ini adalah waktu ASEAN. Ini adalah waktu kita. ASEAN dapat dan harus memainkan peran utama dalam membentuk abad Asia dan bekerja dengan mitra kami di seluruh benua untuk membentuk sebuah dunia yang makmur, damai dan maju," kata Najib.

"Sebuah dunia di mana pembantaian yang ditimbulkan oleh teroris telah digantikan oleh toleransi, kemoderatan dan pengakuan sejati kemanusiaan kita.” (straitstimes.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home