Loading...
RELIGI
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 18:37 WIB | Kamis, 16 Maret 2017

Polda Bali Siap Kerahkan 5.600 Personel Amankan Nyepi

Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi saat Hari Raya Nyepi tahun Caka 1938 di Pantai Kuta, Bali, hari Rabu (9/3). Pengamanan tersebut dilakukan untuk menjamin kelancaran umat Hindu yang selama 24 jam menjalani catur brata penyepian yaitu tidak menggunakan api (Amati Geni), tidak bepergian (Amati Lelungan), tidak menikmati hiburan (Amati Lelanguan) dan tidak bekerja (Amati Karya). (Foto: Antara)

BALI, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Daerah Bali siap mengerahkan sekitar 5.600 personel untuk mengamankan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939.

Kepala Polda Bali, Inspektur Jenderal Pol Petrus Golose, ditemui usai meninjau pameran kuliner "Bali Interfood 2017" di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), hari Kamis (16/3), mengatakan, polisi juga dibantu sekitar 22.000 pecalang di seluruh Bali untuk mengamankan rangkaian Nyepi mulai saat ritual "Melasti" atau penyucian sarana upacara ke pantai atau sumber mata air hingga sehari usai Nyepi atau "Ngembak Geni", tanggal 23-29 Maret 2017.

Kegiatan pengamanan itu di antaranya saat Melasti pada tanggal 23 dan 25 Maret 2017, ritual penyucian alam semesta atau "Tawur Agung", "pengerupukan" atau saat pawai "ogoh-ogoh" atau boneka raksasa menyeramkan" yang berlangsung pada hari Senin (27/3), Nyepi pada hari Selasa (28/3) dan Ngembak Geni pada hari Rabu (29/3).

Polda Bali menyebutkan sebanyak 7.079 ogoh-ogoh di seluruh Bali akan diarak pada saat Pengerupukan, sehingga memerlukan pengamanan dari petugas kepolisian dan pecalang serta instansi terkait lainnya.

Petrus Golose meminta masyarakat untuk turut serta menjaga keamanan wilayah menjelang tahun baru umat Hindu tersebut mengingat Nyepi merupakan hari suci dan disakralkan.

"Saya perintahkan Binmas, Babinkamtibmas, dan intelijen kerja sama dengan desa adat untuk melakukan pendekatan lunak sehingga tidak ada gesekan," katanya.

Pada saat Nyepi, umat Hindu menjalankan "Catur Berata Penyepian" atau empat pantangan yakni "Amati Karya" atau tidak bekerja, "Amati Lelungaan" atau tidak bepergian, "Amati Lelanguan" atau tidak bersenang-senang dan "Amati Geni" atau tidak menyalakan api termasuk listrik dan cahaya.

Saat Nyepi, hanya ada beberapa instansi yang buka terbatas di antaranya rumah sakit, kantor kepolisian, dan dinas kebakaran dengan tanpa penerangan di luar gedung.

Sehari setelah Nyepi disebut "Ngembak Geni" umat Hindu melaksanakan "Dharma Shanti" dengan bersilahturahmi dengan keluarga dan kerabat. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home