Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:52 WIB | Kamis, 25 Februari 2016

Polusi Udara Membunuh Jutaan Penduduk di Tiongkok dan India

Seorang perempuan dan anaknya mengenakan masker di Beijing, China yang penuh dengan polusi udara (foto: dok). China dan India memiliki udara terburuk di dunia. (Foto: voaindonesia.com)

BOSTON, SATUHARAPAN.COM – Sebuah laporan baru mengatakan, Tiongkok dan India, dua negara dengan penduduk terpadat di dunia, juga memiliki udara terburuk di dunia. Beberapa pakar mengatakan, partikel-partikel kecil yang ada di atmosfir kedua negara itu menimbulkan 55 persen kematian akibat polusi udara di seluruh dunia.

Menurut para ilmuwan dari AS, Kanada, Tiongkok dan India, yang mempresentasikan temuan mereka, pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) atau organisasi ilmu pengetahuan terbesar di dunia, bahwa kondisi yang disebabkan oleh polusi udara telah menewaskan 1,6 juta orang di Tiongkok dan 1,4 juta orang di India pada tahun 2013

"Polusi udara adalah faktor risiko tertinggi keempat kematian secara global dan sejauh faktor risiko lingkungan terkemuka untuk penyakit," kata Michael Brauer, seorang peneliti dari University of British Columbia, seperti yang diberitakan intoday.in

Ia menambahkan, hanya tekanan darah tinggi, pola makan yang buruk, dan rokok membunuh lebih banyak orang setiap tahun dari polusi udara.

Dan Greenbaum, Kepala Health Effects Institute di Boston, sebuah LSM yang menganalisa dampak kesehatan dari beragam sumber polusi udara mengatakan, “Tinggal di daerah-daerah dengan tingkat polusi tinggi bisa meningkatkan penyakit jantung dan paru-paru, dan mati muda,” kata Greenbaum, seperti yang dikutip dari voaindonesia.com

Tim riset internasional yang berasal dari Kanada, Amerika, Tiongkok dan India, mengumpulkan perkiraan dampak polusi udara, yang dipusatkan pada Tiongkok dan India.

Di Tiongkok, faktor dominan adalah emisi partikel dari pembakaran batubara, mengakibatkan  lebih dari 360.000 kematian setiap tahun.

Di India, masalah yang menarik perhatian khusus adalah praktek pembakaran kayu, kotoran, sisa tanaman dan bahan lainnya untuk memasak dan pemanasan.

Greenbaum mengatakan, memasak di dalam rumah juga ikut menyumbang polusi udara yang signifikan, dan menimbulkan dampak pada kehidupan manusia.

“Ini merupakan isu yang sangat penting di Tiongkok dan India, tapi tidak terlalu menjadi masalah di Tiongkok, karena mereka mulai mendorong orang untuk menggunakan gas elpiji dan gas alam, dan bukan batubara.

Tetapi di India, masih banyak orang yang membakar kayu dan bahan bakar biomassa, kotoran sapi atau sumber-sumber lain. Ini menimbulkan paparan polusi luar biasa di dalam rumah, khususnya terhadap para ibu dan anak yang memasak atau berada di dekat kompor," katanya.

“Tiongkok, kini memperketat standar kendaraan baru, membersihkan bahan bakar dan benar-benar berkomitmen, untuk membatasi dan mengurangi penggunaan batubara. Tetapi tingkat polusi udara di Beijing saat ini delapan hingga sepuluh kali lebih tinggi daripada standar kesehatan yang ditetapkan oleh WHO, sehingga masih banyak hal yang harus dilakukan," kata Greenbaum.

Laporan itu, memperkirakan jika Tiongkok tidak menerapkan standar polusi udara yang lebih ketat, membatasi pembakaran batubara dan emisi partikel dari pabrik-pabrik dan pembangkit listrik, maka lebih dari satu juta orang akan mati lebih cepat menjelang tahun 2030.

“Kemajuan ekonomi di Amerika, Eropa Barat dan Jepang juga menyumbang pada tingkat polusi udara yang tinggi,” kata laporan itu.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home