Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 13:15 WIB | Jumat, 21 Maret 2014

Potret Hutan Hujan Tropis di Jawa

Potret Hutan Hujan Tropis di Jawa
Potret belantara hutan yang ada di Gunung Salak, Jawa Barat menjadi salah satu sumber kekayaan alam Indonesia dalam rangka menyambut Hari Hutan Internasional yang jatuh pada hari Jumat (21/3). (Foto-foto : Dedy Istanto).
Potret Hutan Hujan Tropis di Jawa
Hamparan landscape hutan kaki Gunung Papandayan, Jawa Barat tampak dari atas memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat di sekitar.
Potret Hutan Hujan Tropis di Jawa
Kawasan hutan konservasi Bodogol di bawah perlindungan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat menjadi salah satu hutan hujan tropis yang memiliki keragaman hayati yang tinggi.
Potret Hutan Hujan Tropis di Jawa
Tumbuhan pakis hutan menjadi salah satu tumbuhan khas hutan hujan tropis yang menempel di setiap batang pohon di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hari ini 21 Maret ditetapkan sebagai Hari Hutan Internasional (Internasional Day of Forest) berdasarkan hasil resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada bulan Desember 2012 lalu. Tujuan dalam rangka peringatan tersebut sebagai upaya untuk mendorong kesadaran publik tentang pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan. PBB mendorong negara-negara anggotanya memperingati dengan melakukan kegiatan dengan mengusung tema hutan maupun pohon.

Berbeda dengan kondisi di Indonesia beberapa hari belakangan yang diwarnai terjadinya kebakaran hutan yang melanda pulau Sumatera. Kabut asap dari kebakaran hutan yang menyelimuti sejumlah wilayah di Indonesia dan negara tetangga menjadi salah satu faktor penyebab hilang dan rusaknya areal hutan di Indonesia. Keterpurukan pengelolaan sektor kehutanan bersumber pada sistem pengelolaan yang dinilai tersentralistik, monopolitik, serta tidak adanya keberpihakkan terhadap masyarakat lokal yang kini cenderung banyaknya konflik yang terjadi. Konflik antar masyarakat dengan perusahaan maupun pemerintah terus marak semakin memperburuk kondisi hutan di Indonesia.

Selain hal tersebut lemahnya penegakan hukum terhadap kegiatan perusak hutan menyebabkan hilangnya sekitar 2 juta hektar setiap tahun memparah kawasan hutan Indonesia. Hal tersebut sama dengan menghilangkan 3 hektar atau 6 kali luas lapangan bola dalam setiap menitnya. Beberapa hal yang dapat mempercepat laju kerusakan hutan di Indonesia di antaranya penebangan hutan tak terkendali dan berlebihan baik resmi maupun tidak resmi, kebakaran hutan, dan perubahan fungsi kawasan hutan (kawasan hutan lindung dijadikan kawasan pertambangan).

Indonesia yang kaya akan kekayaan alamnya menduduki peringkat kedua negara yang memiliki keragaman hayati terbesar setelah negara Brasil. Hal tersebut merupakan bekal bagi negeri yang memiliki 7,3 persen atau sekitar 511 jenis dan 150 jenis endemik Indonesia dari total jenis reptil di dunia. Tidak hanya itu saja Indonesia mendapat peringkat ke empat yang memiliki 17 persen atau sekitar 1531 jenis burung dan 397 jenis merupakan endemik Indonesia.

Kawasan hutan menjadi habitat penting bagi kehidupan makhluk hidup termasuk bagi manusia. Menjaga dan merawat serta mengelola hutan secara arif bijaksana keberadaan hutan Indonesia tentu akan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat. (berbagai sumber).

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home