Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 18:53 WIB | Sabtu, 14 November 2015

Presiden Prancis Pastikan ISIS Dalang Teror Paris

Regu penyelamat sedang bekerja di dekat jenazah yang ditutupi kain putih di luar sebuah restoran, sesudah terjadinya serangan di Paris yang menewaskan 127 orang. (Foto: Reuters)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Kendati belum ada klaim resmi, kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS dipastikan berada di belakang teror Paris yang terjadi pada hari Jumat (13/11) dan menewaskan setidaknya 127 orang.

Presiden Prancis, Francois Hollande, mengecam pembantaian itu dan menganggapnya sebagai 'tindakan perang' yang dilakukan oleh ISIS terhadap Prancis. Ia menjanjikan pembalasan tanpa ampun.

Beberapa saat kemudian, menurut Washington Post, sebuah pesan yang dihubungkan dengan ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangan teroris terburuk di Barat sejak 11 September 2001.

ISIS dalam pernyataan berbahasa Arab dan Prancis mengatakan serangan-serangan itu sudah berjalan dalam tahap perencanaan, tetapi tidak memberi indikasi jelas apakah serangan pada hari Jumat itu memiliki signifikansi tertentu. Pernyataan tersebut menggambarkan Paris sebagai ibukota dari negara pembawa salib di Eropa.

Sementara kantor berita Reuters menyatakan, ISIS merilis sebuah video tanpa tanggal, dalam mana seorang militan mengatakan Prancis tidak akan pernah hidup damai selama ikut ambil bagian dalam pengeboman pejuang ISIS.

Sehari setelah menyatakan keadaan darurat nasional, Hollande mengatakan serangan itu telah "diatur dan direncanakan dari luar" dan ia bersumpah akan melakukan pembalasan "tanpa ampun."

Pernyataan Hollande juga menandai isyarat paling jelas bahwa pemerintahnya secara signifikan bisa meningkatkan upaya militer yang dipimpin AS untuk menyerang ISIS.

Serangan itu, kata Hollande, "dilakukan oleh tentara teroris, kelompok ISIS, tentara jihad, melawan Prancis, melawan nilai-nilai yang kita bela dimana-mana di dunia, melawan kita: sebuah negara bebas yang bermakna sesuatu untuk seluruh planet. "

Prancis, saat ini berada di bawah keadaan berjaga-jaga paling serius dalam beberapa dekade. Perbatasan ditutup, banyak tempat umum juga ditutup dan tentara mengambil posisi pada hari Sabtu setelah gelombang ledakan, tembakan dan penyanderaan di Paris. Tidak kurang 1.500 tentara dikerahkan untuk berjaga-jaga.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home