Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 09:17 WIB | Kamis, 09 Juli 2015

Presiden Jokowi Tidak Pernah Bahas Reshuffle

Presiden Joko Widodo di kantor Kepresidenan, Jakarta, hari Rabu (8/7). (Foto: setkab.go.id)
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa dia tidak pernah membahas tentang reshuffle kabinet.
 
‘’Sampai detik ini saya tidak bicara hal itu,’’ kata dia dalam acara berbuka puasa bersama dengan pengelola dan pemimpin redaksi media massa, di Istana Negara, Jakarta hari Rabu (8/7).
 
Tentang reshuffle kabinet, Jokowi berbalik bertanya tentang siapa yang mengangkat isu tersebut. “Yang ngomong reshuffle kan media, bukan saya,” kata dia.
 
Jokowi menjelaskan bahwa dia berbicara pada para menteri untuk bekerja dengan baik dalam enam bulan dan akan ada evaluasi. Namun hal itu dikembangkan sebagai akan ada reshuffle oleh media.
 
Musuh Utama Persepsi
 
Selain itu, Jokowi bicara tentang situasi ekonomi yang diakui ada pelambatan, yang juga dialami oleh banyak negara dan dimulai pada 2012. Hal itu terjadi terkait tumpuan ekonomi Indonesia yang selama ini pada ekspor komoditas bahan mentah.
 
Kondisi sekarang kuantitas ekspor komoditas menurun, dan diperberat oleh harga yang juga turun yang antara lain imbas dari penurunan ekonomi di Tiongkok. Selain itu, banyak dana pinjaman digunakan untuk konsumsi dan bukan produksi.
 
‘’Ketika komoditas jatuh, kita sakit,’’ kata dia.
 
‘’Ini keliru dan bahaya kalau diteruskan,’’ katanya.
 
Upaya yang dilakukan pemerintah adalah hilirisasi dengan mengubah orientasi kepada produksi dengan ekspor barang jadi atau setengah jadi.  
 
Dicontohkan bahwa nilai impor bahan pangan setiap tahun bisa mencapai Rp 300 triliun. Hal itu bisa dihemat dengan produksi sendiri. Untuk itu pemerintah menekankan pada perlunya stabilitas politik dan keamanan serta pembangunan infrastruktur.
 
Pada bagian akhir pembicaraannya, Jokowi mengungkapkan bahwa musuh yang dihadapi dalam perbaikan ekonomi ini adalah persepsi yang ‘’digoreng’’ oleh media massa. ‘’Kalau yang digoreng yang negatif, ya akan negatif,” kata dia.
 
Persepsi bergantung pada pers. Berita baik banyak, tetapi yang dipilih yang negatif, kata dia dan dia mengajak media massa pada situasi ini untuk melihat hal yang baik. “Kalau situasinya normal, silakan tulis apa saja tentang saya. Nggak akan saya apa-apakan,” kata dia.

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home