Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 10:36 WIB | Jumat, 27 Maret 2015

Presiden Yaman Lari ke Arab Saudi

Paukan pertahanan sipil bersama warga mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan udara di dekat Sana'a 26 Maret 2015. Pesawat-pesawat tempur membom bandara utama dan dekat pangkalan udara militer al Dulaimi di ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi. (Foto: reuters.com)
RABAT, SATUHARAPAN.COM - Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi hari Kamis (26/3) dilaporkan meninggalkan lokasi persembunyiannya di kota Aden dan menuju Arab Saudi ketika pemberontak Syiah Houthi sedang bertempur melawan pasukannya.
 
Sepanjang hari, pesawat tempur dari Arab Saudi dan sekutu Arab menyerang pemberontak Houthi dan unit tentara sekutu, yang telah menguasai banyak wilayah (provinsi) dan berusaha menggulingkan Hadi.
 
Pesawat-pesawat tempur kembali membom ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi pada Kamis malam, menyebabkan beberapa warga sipil terbunuh di Sanaa.

Maroko Bergabung

Maroko memutuskan bergabung dengan koalisi militer pimpinan Arab Saudi dalam melancarkan intervensi mendukung Presiden Hadi dalam pertempurannya melawan pemberontak Syiah yang didukung Iran, ujar kementerian luar negeri, Kamis.

Rabat mengerahkan pesawat tempur Maroko yang sudah ditempatkan di Uni Emirat Arab, yang digunakan dalam serangan pimpinan AS terhadap kelompok Islamic State (ISIS), menurut sebuah pernyataan.

Maroko “memutuskan untuk menyediakan segala bentuk dukungan terhadap koalisi untuk mempertahankan legitimasi di Yaman melalui dimensi politik, intelijen, logistik dan militer,” tambahnya.

Tujuannya adalah untuk membantu “mengeluarkan Yaman dari krisis yang membuatnya terperosok,” serta untuk “menghadapi segala bentuk konspirasi asing terhadap negara tersebut, dan terhadap keamanan Teluk serta Arab.”

Kementerian menekankan bahwa Maroko memiliki “kemitraan strategis multidimensional” dengan Gulf Cooperation Council (GCC), yang mengelompokkan enam kerajaan Teluk, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Pada 2011, GCC mengundang Maroko dan Yordania untuk bergabung dengan kelompok tersebut. Meski itu tidak terwujud, organisasi itu kemudian menggalang dana sebesar 5 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 65,3 triliun) atas nama kedua negara tersebut.

Turki Tawarkan Bantuan

Sementara Turki dapat memberikan dukungan “logistik” untuk operasi Arab Saudi melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, ujar Presiden Recep Tayyip Erdogan.

“Kami mendukung intervensi Arab Saudi,” ujar Erdogan dalam wawancaranya dengan France 24, Kamis (26/3) seraya mengecam keterlibatan Teheran di kawasan tersebut.

“Turki dapat mempertimbangkan penyediaan dukungan logistik berdasarkan perkembangan situasi,” tambahnya, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Erdogan mengatakan “Iran dan kelompok-kelompok teroris harus mundur” dari Yaman. Saudi khawatir Yaman berisiko jatuh ke wilayah Iran yang merupakan musuh bebuyutannya.

Pemimpin Turki tersebut menunjukkan kecurigaannya terhadap peran Iran di kawasan tersebut, mengatakan bahwa keterlibatannya dalam kampanye melawan pemberontak Islamic State (ISIS) di Irak bertujuan untuk menggantikan mereka.

“Tujuan Iran adalah untuk meningkatkan pengaruhnya di Irak,” ujar Erdogan.

“Iran berusaha mengejar Daesh dari kawasan tersebut hanya untuk menggantikan tempatnya,” tambah Erdogan, menggunakan akronim kelompok ISIS dalam bahasa Arab. (AFP/reuters.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home