Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:56 WIB | Selasa, 14 Juni 2016

Produksi Tomat Rasa Kurma Melonjak Saat Ramadan

Perajin menjemur makanan tomat rasa kurma (torakur) di salah satu rumah industri di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (12/6). (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

UNGARAN, SATUHARAPAN.COM - Produsen tomat rasa kurma (torakur), makanan inovatif asal Ungaran Kabupaten Semarang menaikkan produksinya selama bulan Ramadan seiring melonjaknya permintaan.

"Kami naikkan hampir dua kali lipat produksi torakur dibandingkan hari-hari biasa," kata Sri Ngestiwati (54), pemilik rumah industri pembuatan torakur di Ungaran Kabupaten Semarang, Senin (13/6).

Pada hari biasa, ia menyebutkan produksi torakur setidaknya mencapai empat kuintal per hari, namun pada bulan Ramadan mencapai dua kali lipatnya, karena banyaknya permintaan dari konsumen.

Permintaan torakur selama bulan Ramadan tetap meningkat, kata dia, padahal harga torakur buatannya baru saja dinaikkan dari kisaran Rp15.000-30.000 per kemasan menjadi Rp17.000-35.000 perkemasan.

"Lonjakan permintaan ini membuat kami kewalahan, meski kami telah menambah tenaga kerja. Ini nanti selama Ramadan dan menjelang Lebaran," kata Bu Ngesti, sapaan akrab perempuan itu.

Menurut dia, bahan baku pembuatan torakur saat ini memang mengalami kenaikan, seperti tomat dan gula sehingga mau tidak mau harga jual torakur di pasaran harus dinaikkan agar tidak merugi.

"Ternyata, kondisi itu (kenaikan harga, red.) tidak menyurutkan minat masyarakat terhadap torakur," katanya.

Biasanya masyarakat, khususnya yang beragama Islam membeli torakur untuk salah satu menu berbuka puasa, sementara masyarakat lainnya juga menjadikannya bingkisan parsel Lebaran.

"Alhamdulillah, permintaan (torakur, red.) yang melonjak membuat omzet kami juga ikut melonjak. Omzet yang dihasilkan meningkat sampai 70 persen selama sepekan Ramadan ini," katanya.

Selain torakur, Ngesti juga memproduksi makanan olahan dari komoditas pertanian yang melimpah di kawasan Bandungan Kabupaten Semarang, yakni mentimun dan pepaya.

"Saya terdorong bikin makanan olahan baru, yakni dodol mentimun dan manisan pepaya karena dua buah-buahan itu melimpah. Mudah-mudahan, nasibnya sama bagusnya dengan torakur," katanya.

Sementara itu, Prastowo, salah satu pembeli torakur mengakui rasa makanan olahan dari tomat yang mirip dengan kurma itu, namun harganya jelas lebih murah dibandingkan buah kurma asli.

"Daging buahnya malah lebih tebal ini (torakur, red). Rasanya juga mirip dengan kurma dan lebih murah," kata pria asli Ambarawa itu. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home