Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 18:46 WIB | Sabtu, 07 Maret 2015

PRT Mogok Makan Minta Disahkan RUU Kerja Layak

PRT Mogok Makan Minta Disahkan RUU Kerja Layak
Para pembantu rumah tangga (PRT) dari berbagai organisasi yang tergabung dalam Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT) saat menggelar jumpa pers tentang aksi mogok makan yang diikuti ratusan PRT sebagai bentuk protes untuk segera meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membahas dan mensahkan Rancangan Undang Undang (RUU) tentang layak kerja dan perlindungan di gedung Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3) (Foto-foto: Dedy Istanto).
PRT Mogok Makan Minta Disahkan RUU Kerja Layak
Para pekerja rumah tangga yang melakukan aksi mogok makan sejak awal bulan Maret kemarin terus bergulir sampai nanti menjelang masa reses DPR usai yang rencananya akan menggelar aksi pada 24 Maret 2015.
PRT Mogok Makan Minta Disahkan RUU Kerja Layak
Para PRT saat menggelar jumpa pers terkait dengan aksinya yang melakukan mogok makan sebagai bentuk keprihatinan terkait dengan nasib dan kondisi PRT baik di dalam negeri maupun luar negeri.
PRT Mogok Makan Minta Disahkan RUU Kerja Layak
Para pekerja rumah tangga (PRT) saat memberi keterangan terkait dengan aksinya dengan melakukan mogok makan reli yang dimulai sejak awal bulan Maret kemarin sampai dengan 20 hari ke depan di gedung Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) Jakarta Pusat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pekerja Rumah Tangga (PRT) gelar aksi reli mogok makan minta disahkan Rancangan Undang Undang (RUU) Ratifikasi Konvensi International Labour Organization (ILO) tentang kerja layak bagi PRT.

Pernyataan itu disampaikan oleh para PRT yang tergabung dalam Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT) di gedung Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).

Selain pernyataan sikap sejumlah PRT yang terdiri dari sekitar 170 orang telah melakukan aksi mogok makan secara bergantian sebagai salah satu bentuk protes. Aksi reli mogok makan yang sudah berjalan sejak awal bulan Maret kemarin merupakan bentuk keprihatinan terhadap nasib PRT di Indonesia dan juga di luar negeri.

Berdasarkan data dari JALA PRT menyatakan bahwa praktek perbudakan terjadi di manapun termasuk Indonesia dengan jumlah sekitar 10,7 juta PRT di dalam negeri dan enam juta PRT yang bekerja di luar negeri.

Aksi mogok makan akan terus bergulir bersama dengan ratusan PRT dari berbagai organisasi dengan mendatangi Kementerian Tenaga Kerja pada tanggal 17 Maret 2015 dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada tanggal 24 Maret 2015.

Selain itu aksi ini juga sebagai salah satu bagian dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Minggu, 8 Maret 2015 besok yang sebagian besar pekerja rumah tangga didominasi kaum perempuan.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home