Loading...
EDITORIAL
Penulis: Redaksi Editorial 01:26 WIB | Senin, 28 Juli 2014

Puasa, Idul Fitri, Pemilu dan Rekonsiliasi

SATUHARAPAN.COM – Bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini (1435 H) menjadi momen yang istimewa, selain karena saudara-saudari Muslim bisa menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri. Hal itu terkait juga dengan hajatan besar bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pemilihan umum legislatif maupun presiden.

Ibadah puasa tahun ini patut disyukuri, karena tampaknya tidak ada hal-hal yang mengganggu saudara-saudari Muslim untuk beribadah dengan khusyuk, serta bisa merayakan Idul Fitri dengan kegembiraan melalui silaturahmi.  

Ibadah puasa berlangsung setelah bangsa Indonesia menyelesaikan pemilihan umum legislatif dan telah menetapkan hasilnya, sehingga segera pemerintahan Indonesia akan mengisi lembaga-lembaga legislatif di daerah dan pusat dengan anggota baru. Kita berharap lembaga ini bisa bekerja dengan baik dan menghasilkan aturan hukum yang sesuai konstitusi dan mendorong terwujudnya keadilan dan kesejahteraan.

Di tengah ibadah puasa oleh umat Muslim, bangsa kita juga menyelenggarakan pemilu presiden, dan hasilnya telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Proses ini bisa dilalui dengan baik, bahkan berbagai negara memberikan apresiasi atas proses ini.

Memang pemilihan legislatif diwarnai oleh politik uang yang menimbulkan kritik dan koreksi, sehingga kita berharap lembaga legislatif yang akan datang bisa memperbaik aturan yang membuat pemilu bisa diselenggarakan dengan lebih berkualitas.

Sedangkan pemilihan presiden yang diwarnai oleh kampanye hitam, kompetisi yang keras, juga diwarnai oleh keputusan akhir yang kurang melegakan, karena ada kandidat presiden dan wakil presiden yang menarik diri dari proses. Namun hal ini tidak mengurangi legitimasi keputusan yang sudah diambil.

Persaingan dalam pemilihan umum adalah hal yang wajar, bahkan hal itu justru memberikan penguatan untuk terciptanya proses seleksi dalam memilih pemimpin yang benar-benar menjadi harapan rakyat. Namun kampanye hitam yang terjadi memang mendorong bangsa ini ke kawasan kehidupan yang terpolarisasi, dan bisa membahayakan kesatuan.

Dalam situasi seperti ini, ada baiknya kita menguatkan kesatuan bangsa dan bersama-sama saling menyembuhkan luka yang timbul  akibat proses pemilu presiden dan pemilu legislatif dengan semangat Ramadan dan Idul Fitri.

Bulan puasa sebagai ibadah untuk menempa diri dengan mengontrol  hawa nafsu, dan membangun kedewasaan dalam relasi manusia dengan Allah, Sang Pencipta dan juga relasi dengan sesama, bisa menyemangati bangsa Indonesia seluruhnya dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik. Proses pemilu merupakan mekanisme demokrasi untuk transfer kekuasaan secara damai bisa menjadi penguatan ikatan kebangsaan.

Akhir puasa yang kemudian dirayakan dengan Idul Fitri menjadi kebiasaan bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat silaturahmi dengan saling berkunjung dengan kerabat, tetangga dan sahabat. Juga saling meminta maaf atas kesalahan di masa lalu. Momen ini bisa menjadi sarana menyembuhkan luka dari persaingan yang keras selama pemilu legislatif dan pemilu presiden dengan kita meminta maaf atas apa yang dilakukan selama proses demokrasi itu, dan juga memberi maaf kepada orang lain.

Momen ibadah puasa dan Idul Fitri tahun ini adalah pendewasaan dalam iman, tetapi  juga dalam kehidupan kebangsaan kita. Momen ini adalah rekonsiliasi bagi setiap individu atas masa lalu dan menatap hari esok yang lebih baik. Rekonsiliasi dengan Allah, Sang Pencipta  untuk kehidupan iman yang lebih dewasa. Dan rekonsiliasi dengan sesama (saudara sebangsa) untuk kehidupan negara dan bangsa Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Dengan semangat rekonsiliasi ini, bukan hanya umat Muslim Indonesia, tetapi juga warga Indonesia keseluruhan, mendapatkan hikmah dan rahmat dari Ramadan, Idul Fitri, dan proses demokrasi yang telah kita jalani. Rekonsiliasi yang terjadi akan menjadi  silaturahmi yang langgeng, dan menguatkan kesatuan kita sebagai bangsa dan dalam mencapai cita-cita keadilan dan kesejahteraan bersama.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, seluruh jajaran redaksi www.satuharapan.com, pimpinan dan karyawan PT Sinar Kasih, juga mengucapkan: Selamat merayakan Idul Fitri, 1435 H. Mohon maaf jika ada kesalahan yang terjadi dalam kami melayani melalui sian berita untuk masyarakat.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home